Kalurahan Putat

PERMAINAN TAKDIR (4)   Martin sudah harap-harap cemas menunggu reaksi kedua orang tua Reita. Ia bahkan tak berani mengangkat kepalanya untuk sekedar mengintip perilaku yang ditunjukkan Alan maupun Juria padanya. Ia sendiri sudah siap bila harus dipaksa berpisah dari mate-nya. Tentu saja ia tak akan ..selengkapnya

PERMAINAN TAKDIR (3)   "Saya ... saya tak akan menolak mate yang telah saya tunggu-tunggu kehadirannya. Saya tak akan menyangkal takdir yang sudah dipersiapkan Moongodess." Dengan mantap Martin mengucapkan apa yang harus ia katakan. Tatapan matanya lurus dan tajam, memperlihatkan kemantapan hati ..selengkapnya

PERMAINAN TAKDIR (2)   "Kita tak akan tahu bila kita tak menanyakannya langsung pada Runner." Alan membelai rambut Juria dengan lembut, mengusap punggung ciut yang bergetar rapuh. "Aku takut, Al. Aku takut Martin menolak Reita kita." Juria semakin tersedu-sedu, membayangkan buah hatinya hidup tanpa ..selengkapnya

PERMAINAN TAKDIR (1)   Seorang ibu pasti akan mementingkan kebahagiaan anak-anaknya, begitupun dengan Juria. Ia ingin yang terbaik untuk Reita, putrinya. "Juria, aku mengerti kau sulit untuk menerimanya. Tapi Reita kita telah berjodoh dengan Runner. Aku sangat tahu rasanya hidup tanpa mate dan aku ..selengkapnya

Kaki-kaki telanjang telah menikmati perihnya luka Sayatannya tak seberapa, tak begitu dalam Tapi kerikil di jalan terlalu tajam Debaran itu meninggalkanmu Seakan itu hanyalah cangkang yang ditinggal pemiliknya ..selengkapnya

RAYUAN SI KEBAYA KUNING (5)   Wanita itu memeluk tubuh Anggra yang tak memeberikan perlawanan. Membenamkan wajahnya di dada bidang si pemuda, menyeringai di sana. Perlahan mengendus leher si pemuda, menjilatnya dan perlahan mencabiknya, membuat Anggra meronta walau perlawanannya percuma karena tenggorokannya ..selengkapnya

RAYUAN SI KEBAYA KUNING (4)   “Nyo-nyonya … istri meneer yang mengurung saya di sini. Saya tak bisa keluar dari tempat ini, Tuan.” Tangisan wanita berkebaya kuning itu pecah. “Aku … aku akan membantumu keluar dari tempat ini,” ucap Anggra tak yakin. Pemuda itu ..selengkapnya

RAYUAN SI KEBAYA KUNING (3)   “Si-siapa?” Anggra mendorong pintu sebuah ruangan. Ia terkejut saat seseorang menerjangnya. Rambut panjang dan bibir merah. Gadis itu cantik dalam balutan kebaya kuning. Anggra terpesona pada mata jernih yang menatapnya penuh harap. “Tuan … ..selengkapnya