Kalurahan Putat

AARON PUTRA WIJAYA (5)   Perlahan dia melangkah menuju bangunan kubah yang disangga oleh empat tiang besar. Kubah yang tampak megah dan sangat terawat tersebut menaungi batu nisan dengan tulisan Angela Wijaya terukir di sana. Tempat bernuansa putih dengan hiasan tanaman mawar merah itu adalah pemakaman ..selengkapnya

AARON PUTRA WIJAYA (4)   Pergi dari hadapan ayahnya dan menenangkan diri, mungkin itu yang terbaik saat ini. Aaron memutuskan untuk mengunjungi ibunya. Dia merindukan sang ibu, sangat merindukannya. Sudah 12 tahun mereka dipisahkan secara paksa, selama itu pula ayah Aaron menduda dan semakin keras ..selengkapnya

AARON PUTRA WIJAYA (3)   “Lalu apa yang mau kau kerjakan?! Anak kemarin sore sepertimu bisa apa? Tanpa pengalaman kau hanya akan jadi gelandangan, Aaron!” bentak yang lebih tua. “Lebih baik aku jadi gelandangan dari pada jadi boneka yang bahkan masa depannya saja diputuskan oleh ..selengkapnya

AARON PUTRA WIJAYA (2)   Aaron merupakan mahasiswa tahun kedua di salah satu universitas ternama di Jakarta. Tentu saja universitas itu milik Keluarga Wijaya. Jujur saja dia tak ingin meneruskan bisnis Keluarga Wijaya namun hal tersebut memicu pertengkaraan dengan Kepala Keluarga Wijaya, ayahnya. ..selengkapnya

AARON PUTRA WIJAYA (1)   Siapa yang tak mengenal Aaron Putra Wijaya, pewaris sah dari Keluarga Wijaya pemilik kerajaan bisnis. W Corp yang mereka kelola merupakan perusahaan yang bergerak diberbagai bidang. Bisnis yang mereka jalankan telah menguasai pasaran wilayah Indonesia. Menjadi pewaris dari ..selengkapnya

PROLOG (9)   "Hei, katanya kamu yakin kalo papamu bukan pelakunya!" kucoba menghibur Anna walau hasilnya nihil. "Tetep aja aku takut, Ae. Aku takut papa—“ aku mulai jengah dengan sikap pesimis Anna. Mana keyakinan dia yang kemarin begitu menggebu, kini hilang tanpa bekas. "Ssttt, kamu ..selengkapnya

PROLOG (8)   "Apaan sih, Ae? Jangan becanda deh!" rasanya aku pengen terbang saat kulihat semburat merah muda di pipi Anna. Dia malu-malu. "Serius aku tuh. Gimana kalo setelah dapat restu dari papamu kita serius pacaran?" kok kesannya aku mirip cowok bre****k ya, memanfaatkan kesempatan banget. ..selengkapnya

PROLOG (7)   “Inget, Ae! Kita cuma pura-pura pacaran buat melancarkan penyelidikan kita, nggak lebih!” Anna masih saja sewot. Mood dia lagi jelek banget, mana manyun gitu bibirnya. ‘Malah manyun tuh bibir, pengen gua ci**k rasanya!’ dewa batinku udah menjerit. Sabar, sabar ..selengkapnya