Kalurahan Putat

PLEASE SAVE ME (9)   “Apa mereka masih sering bertengkar?” Dengan ragu Hanum menanyakan hal itu, ia tahu betul penyebabnya. “Mm, kalau gitu Abang pindah aja ke sini.” Arya menatap Hanum tak percaya. Sebenarnya itu bukan tawaran yang buruk, dengan pindah ke tempat Hanum maka ..selengkapnya

PLEASE SAVE ME (8)   “Apa yang kau lakukan di sini?” Suara yang amat familiar memaksa Hanum membuka matanya yang terpejam saat merapalkan doa. Ketakutan yang sempat ia rasakan menguap entah ke mana saat mengetahui siapa yang ada di belakangnya. “Bang Arya? Jangan ngagetin dong!” ..selengkapnya

PLEASE SAVE ME (7)   Hanum tersentak saat melihat bayangan hitam melintas di bawah lampu di ujung koridor yang terus berkedip. Pemuda itu langsung membanting pintu, menutup rapat akses masuk ke dalam rumahnya. Jantung Hanum berdetak dengan kecepatan yang tidak wajar. Napasnya tersengal, nyaris membunuhnya ..selengkapnya

PLEASE SAVE ME (6)   Arya akhirnya tertidur. Hanum menarik selimut hingga sebatas dada Arya, memastikan kakak sepupunya tak kedinginan. Hanum hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar, ia lelah namun di sisi lain ia lega telah menemukan kakak sepupu yang telah lama dicarinya. Hanum mengulas senyum ..selengkapnya

PLEASE SAVE ME (5)   “Hanum? Aku belum mabuk, kenapa aku sudah berhalusinasi begundal cilik itu ada di depanku?” Arya mengucek matanya yang terasa berat, berharap penglihatannya yang kabur menjadi cukup jelas. “Hah, berapa botol yang kau habiskan hingga mendadak tolol seperti ini, ..selengkapnya

PLEASE SAVE ME (4)   “Aku tak peduli apa yang kau lakukan di luar sana asalkan kau mau mengikuti aturanku! Tidak membuat skandal yang tidak perlu, tidak bolos latihan, tidak mengalami penurunan kualitas … selebihnya terserah dirimu.” Wanita bertubuh pendek berstatus manajer itu ..selengkapnya

PLEASE SAVE ME (3)   Di tempat lain seorang pemuda yang terkenal karena senyum malaikatnya sedang berdebat dengan sang manajer. Entah apa yang ia lakukan saat ini hingga membuat manajernya semarah itu. “Apalagi kekacauan yang kau buat Hanum?!” Sang manajer murka karena Hanum lagi-lagi ..selengkapnya

PLEASE SAVE ME (2)   Ia berjalan di sepanjang trotoar. Jari-jarinya menjepit sebatang rokok yang sudah beberapa kali ia hisap, asap yang membawa bau tembakau ia hembuskan dari sela bibir tipisnya. Pemuda itu tak peduli bagaimana orang memandangnya, tak penting juga baginya. Arya terus berjalan entah ..selengkapnya