Kalurahan Putat

NUANSA (38) Karya : Ei_Shaa_   Tidak butuh waktu yang lama bagi pemilik toko menghadirkan apa yang Ardan minta. Kini bunga itu sudah berada di tangannya. Sekali lagi, Ardan kembali menggenggam pergelangan tangan Syifa sambil membawanya keluar di mana motornya berada. “Bawa ini dan naiklah!” ..selengkapnya

Kakiku mencengkeram bumi dengan kuat Menusuk tajam masuk dalam-dalam ke tanah mencari sumber hidup Rambutku bergemerisik nyaring bersenandung Melambai-lambai ria tertiup angin   Aku berproses Kelopak bungaku menarik kumbang pekerja agar aku dapat berbuah Tumbuh besar dan menerah, mengumpulkan segala ..selengkapnya

Aku meluapkan murka Menggulung seliat yang menghalangi jalanku Tiada yang dapat hentikan jeritanku Suhu yang membuat aku murka, tercemar oleh asap sumber uang   Aku meluapkan murka Marah karena tubuhku gatal oleh emisi karbon Melekat padaku hingga menghitam, kelam dan berbau busuk   ..selengkapnya

CUMA PURA-PURA (2)   “Aku tak bisa, Dad … Daddy tahu kalau Aaron pernah berjanji untuk melindunginya.” Aaron merasa perlu menentang Elias untuk sekian kalinya. Ia tak bisa membiarkan Anna pergi begitu saja setelah Aaron tahu kalau dia adalah Bella. “Jangan keras kepala, ..selengkapnya

CUMA PURA-PURA (1)   Semua fakta yang baru saja Aaron dengar membuat kepalanya pening. Ia tak menduga bila dulu ia dan Anna pernah betemu. Aaron lebih tak menduga lagi bahwa Anna adalah gadis cilik yang dulu menjadi teman bermainnya, seorang teman yang ingin ia lindungi. Samar-samar Aaron mengingat ..selengkapnya

CINTA, SAKIT DAN KEMARAHAN (6)   Memang benar, Putra akan menjadi sangat cerewet bila menyangkut adiknya. Pengalaman masa lalu di mana Lily terpuruk dan menarik diri membuat hatinya terluka. Putra menjadi dewasa dengan melihat adik kecilnya terus menutup diri. Setidaknya sedikit saja, Putra ingin ..selengkapnya

CINTA, SAKIT DAN KEMARAHAN (5)   “Tunggu dulu, terakhir kali pas gua debat sama dia, Lily kek aneh gitu. Gua marah-marah sama dia tapi dia sama sekali nggak natap gua, tapi tempat di belakang gua. Aneh nggak sih? Merinding gua tiap kali inget,” gumam Dony lirih saat menatap Feri kembali. ..selengkapnya

CINTA, SAKIT DAN KEMARAHAN (4)   “Halah. Lo bilang kek gitu biar gua takut trus ngejauh dari lo, kan? Harus banget ya lo pake cara ngorek luka lama gua yang bahkan udah membusuk?” Spontan Dony bangkit hingga tatapan matanya sejajar dengan Lily. Perlawanan keras Dony berikan melalui sorot ..selengkapnya