CERITA TEENLIT

Lian 29 Juni 2022 20:11:59 WIB

MALAIKAT DI MIMPIKU (4)

 

Dunia seakan bisu, tak menanggapi teriakan Diandra yang takut pada kegelapan yang membelitnya. Diandra berteriak dengan putus asa, tak ada yang biasa ia gapai apalagi pintu untuk keluar.

Diandra menunduk, menopang tubuh dengan lutut dan tangannya. Bahkan peluh tak lagi dapat ia rasakan, hanya dingin dan tenggorokan yang kering.

Seberkas cahaya perlahan menghantar kehangatan, semakin mendekat dan menyadarkan Diandra bahwa ada seseorang di hadapannya. Tubuh tegap terbalut kain lenan putih nan halus dan sayap kokoh di punggungnya. Diandra terpana melihatnya, cahaya menyelimuti tubuh pemuda gagah di depannya bagai pelita.

"Ka-kau …?" Diandra tahu siapa sosok itu. Ia sering berjumpa dengannya dalam mimpi. Apakah kali ini ia juga sedang bermimpi?

"Sudah waktunya untuk bangun, Diandra." Pemuda bersayap itu menarik tangan Diandra dan membawanya terbang ke arah cahaya yang semakin menyilaukan. Diandra tak sanggup menatap silaunya dan memejamkan mata.

"Diandra. Kau sudah bangun, Diandra? Tunggu sebentar, aku akan panggilkan dokter." Suara yang amat familiar di telinga Diandra, itu Nara. Sang manajer bergegas keluar dari ruangan itu, meninggalkan Diandra yang merasakan tubuhnya berat, rasa sakitnya bagai ia habis ditabrak truk. Perlahan Diandra mengedipkan matanya, nuansa putih membuat mata tak nyaman. Diandra menggulirkan netranya ke ruangan beraroma antiseptik menyengat hidung itu, berharap sosok yang menuntunnya dari kegelapan.

Diandra melihat sosok yang ia cari berdiri menatap rintik hujan yang terbingkai jendela. Punggung lengkap dengan sayap yang menjuntai ke lantai membuatnya takjub.

"Kau … kau ada di sini? Siapa sebenarnya kau ini, kenapa mengenakan kostum aneh seperti itu di rumah sakit?" Susah payah Diandra mengeluarkan suaranya, memuntahkan pertanyaan yang berputar dalam kepalanya sejak ia sering memimpikan sosok yang kini berbalik menghadapnya.

"Aku akan menjawab satu per satu pertanyaanmu itu." Pemuda bersayap itu terkekeh mendengar rentetan pertanyaan yang dilontarkan Diandra. "Aku David, malaikat yang akan membimbingmu ke surga. Aku datang menjemputmu, Diandra Selvy."

"A-apa … apa maksudmu? Jangan bercanda, mana mungkin ada malaikat di dunia ini." Mengabaikan rasa sakit yang diderita tubuhnya, Diandra sontak bangun dan terduduk di ranjang hingga tiang infus berderak karena selangnya tertarik.

"Iblis saja ada, kenapa malaikat tak mungkin ada?" Malaikat bernama David itu mendekati Diandra dan membelai kepala orang yang berada di atas ranjang. "Aku datang menjemputmu. Persiapkan dengan baik untuk berpamitan dengan teman-temanmu."

Diandra menepis tangan David yang ada di kepalanya, "Jangan membual, kau bahkan bukan Dewa atau Tuhan!"

"Kau benar, tapi aku adalah utusan-Nya. Kau memiliki sisa masa hidup 10 hari lagi, itulah kenapa Ia mengutusku untuk menuntun jiwamu ke surga." Penuh sabar David menjelaskan maksud kedatangannya ke dunia fana, meninggalkan posisinya di nirwana untuk sementara demi menjemput jiwa malang seorang manusia.

"Kau … pergi kau dari hadapanku!" Diandra yang kalap setelah mendengar waktunya di dunia tak lama lagi bercampur antara takut dan tak percaya. Ia melemparkan bantal ke arah David yang bahkan tak dapat mengenai tubuh malaikat itu.

"Diandra, ada apa denganmu? Kau kenapa?" Nara yang baru saja membuka pintu tentu terkejut melihat bantal dan selimut Diandra berserakan di lantai. Keadaan semakin mengkhawatirkan saat Diandra memegangi kepalanya dan menjambak rambutnya kasar. Lelehan merah dari hidung Diandra membuat Nara semakin panik dan berteriak pada dokter untuk bergegas.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT