YOUNG ADULT - FROM AARON TO ANNA

Lian 17 September 2021 10:31:23 WIB

SALING BERHUBUNGAN (1)

 

Aaron mengusap lembut aliran sungai kecil di pipi Anna. Ia tak sanggup bertahan lebih lama lagi, melihat Anna rapuh seperti ini semakin menggerogoti nuraninya. Tangannya mencubit dagu Anna, sedikit mengangkatnya agar ia bisa menatap wajah Anna dengan jelas. Mata yang diliputi ketakutan itu entah mengapa membuat Aaron bergejolak.

Marcel yang melihat hal itu merasa tak terima karena tunangannya—calon tunangan—disentuh lelaki lain. Ia mencengkeram bahu Aaron, menyentaknya penuh amarah demi memisahkan Anna dari pemuda itu.

“Apa-apaan lo? Beraninya lo sentuh tunangan gua!” Mata Marcel berkilat marah. Ia tak mengizinkan siapapun memiliki Anna kecuali dirinya.

“Apa masalah lo sebenarnya?” Aaron mengangkat sebelah alisnya, heran dengan reaksi Marcel yang menurutnya berlebihan. “Lo buat Anna ketakutan.” Pemuda itu melirik gadis yang bersembunyi di balik punggungnya.

“Anna, beraninya lo deket sama cowok lain. Lo itu punya gua!” Marcel geram, ia mengangkat tangannya hendak menyeret Anna ke luar dari balik punggung Aaron.

Kalah cepat. Respon Aaron terlalu bagus untuk gerakan kasar Marcel. Pemuda itu mencekal tangan Marcel yang beberapa senti lagi menyentuh Anna. Ia tak suka dengan perlakuan kasar Marcel pada Anna. Biarpun Aaron sering berkelahi tapi ia tak akan berlaku kasar pada perempuan, kecuali mulut pedasnya.

“Lo sebaiknya ngaca deh, bahkan Anna nggak ngakuin kalo lo itu tunangan dia.” Aaron menatap Anna menggelengkan kepalanya. Airmata semakin deras mengalir dari ujung matanya. Matanya memerah, memancarkan betapa takutnya gadis itu pada sosok Marcel.

“Ae … Ae, aku bukan tunangannya. Aku tak mau menjadi tunangannya. Aku … aku takut, Ae.” Anna menarik lengan baju Aaron. Gadis itu takut Aaron akan lebih percaya pada Marcel dan menyerahkan dirinya pada lelaki itu. Anna tak ingin itu terjadi.

Aaron itu cerdas. Ia dengan cepat dapat menyusun kepingan kejadian dan menyimpulkannya. Ia dapat menduga apa yang terjadi antara Anna dan Marcel pada malam sebelum gadis itu bertemu dengannya. Sungguh pria licik tak beradab, memperlakukan orang lain seperti barang yang dapat dinikmati kapanpun ia mau dengan cara biadab. Tipe orang yang yang paling Aaron tidak sukai.

“Ae, sepertinya lo sudah mengerti dengan apa yang terjadi ….” Meiya yang sedari tadi hanya mengamati kini menepuk pundak Aaron. Ia bisa menduga apa yang ada di pikiran Aaron, terlalu mudah baginya untuk memahami sang adik.

“Of course, I already know. Gua nggak sebuta itu hingga tak menyadari semuanya.” Pemuda itu mengusap kepala Anna, membuat gadis itu mendongak, menatap Aaron dengan mata sembab. “Lo akan aman … percaya sama gua.” Senyuman Aaron meresap di hati Anna yang sedang berguncang.

“Beraninya lo sentuh dia. Anna milik gua … cuma milik gua.” Marcel berontak melihat Aaron membelai pipi Anna dengan mesra. Sayang, pergerakannya dihentikan Meiya hingga orang yang kalap itu tak dapat melangkah lebih jauh.

Seringai tak dapat Aaron tutupi walau telah terhalang Anna yang tiba-tiba menyergap tubuh tegapnya. Gadis itu mencari perlindungan dalam dekapan lengan kokoh Aaron. Bagai gas yang tersulut percikan api, raut wajah Marcel berubah gelap. Kepalan tangannya hampir saja mengenai Aaron bila saja sebuah suara tidak menginterupsinya.

“Kak Marcel, apa yang kakak lakukan di sini? Katanya mau nemenin Sarah nonton.” Seorang wanita—lebih tepatnya seorang gadis belia—bergelyut manja di lengan Marcel. Gadis itu tampak akrab dengan Marcel. Sepertinya mereka memiliki ikatan, suatu hubungan yang khusus dari sekedar kenalan.

“Hoho, ternyata lo punya cewek. Cantik juga ….” Meiya menyunggingkan senyum remehnya. Ia tak menyangka lelaki di hadapannya—Marcel—adalah seseorang yang suka mendua. “Jadi sebaiknya lo nggak usah ngaku-ngaku tunangannya Anna. Urusin aja cewek lo.” Marcel terdorong dengan keras. Ia mundur beberapa langkah saat kemarahan Meiya menghantamnya.

“Lo …!” Geraman Marcel tertahan kala gadis bernama Sarah itu menarik lengannya. Ia malu karena keributan yang mereka sebabkan menjadi pusat perhatian orang yang berlalu-lalang.

“Kak ….” Mata Sarah bergulir, menatap satu per satu pengunjung yang terang-terangan memperhatikan keributan yang disebabkan Marcel.

“Ck, gua akan ingat ini … dan lo Anna, gua akan aduin apa yang udah lo lakuin hari ini.” Ucap Marcel sebelum berbalik pergi. Ia sempat mengumpat kala melihat reaksi Aaron yang penuh kemenangan.

Anna kembali menyembunyikan wajahnya ke dada Aaron saat Sarah menetap tajam dirinya. Gedis itu tak suka karena kekasihnya lebih memilih Anna ketimbang dirinya yang sudah lebih lama bersama Marcel. Anna paling peka dengan kebencian orang, tentu saja ia akan sensitif dengan apa yang dilakukan Sarah padanya.

“Lo tenang aja, gua akan lindungi lo dari apapun.” Aaron mengerti apa yang dirasakan Anna. Ia hanya bisa menenangkan sang gadis yang tubuhnya bergetar ketakutan. Untuk saat ini Aaron hanya bisa mengusap punggung Anna agar gadis itu tenang.

“Kalian, berhenti mesra-mesraan dan ayo pulang. Nggak malu apa jadi tontonan.” Cibir Meiya, ia tak suka posisi mereka saat ini. hal ini begitu memalukan, setelah Marcel memancing keributan sekarang Aaron dan Anna mengumbar kemesraan. Ini tak adil untuknya.

Anna itu pemalu. Ia langsung mendorong tubuh Aaron yang dari tadi ia peluk setelah mendengar cibiran Meiya. Ia memalingkan wajah dari Aaron, namun pemuda itu tahu Anna sedang merona karena telinganya memerah. Pemuda itu hanya mengulas senyum mendapati Anna yang seperti ini. Ia tak peduli dengan status Anna, toh gadis itu tak mau bertunangan dengan Marcel. Tentunya ia sudah bisa menerka pelecehan seperti apa yang Marcel lakukan pada Anna, hingga akhirnya ia menemukan gadis itu dalam keadaan yang kurang pantas.

 

Bersambung

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT