CERITA TEENLIT

Lian 24 Juni 2021 04:07:59 WIB

NUANSA (16)

Karya : Ei_Shaa_

 

Aku mengamatinya terdiam melihat ke arah lain dari ruangan ini. Dia terdiam melihat ke arah ayahnya yang sedang berkomunikasi. Sepertinya, ini bukanlah hal yang wajar jika aku menanyakannya. Sudahlah biarkan saja.

Tapi, sorot matanya yang mengarah pada ayahnya itu sangatlah jelas terlihat jika ia sangat kecewa. Sepertinya hubungan dirinya dan ayahnya tidak begitu baik. Sebaiknya, aku berhati-hati dalam bicaraku.

“Syifa, kemarilah!” ujar Bibi Aini memanggilku. Aku mengangguk dengan cepat. “Letakkan kue itu di depan sana, dan bawa makanan lainnya.” Lanjutnya.

Prangggg!

Sebuah suara menghiasi seluruh ruangan ini, aku memeriksa asal suara di lantai atas. Sebuah layangan keras mengenai pipi seorang pemuda di depannya. Emosinya terlihat tidak bisa diredakan sama sekali. Suara tamparan tuan besar pada pipi kiri Ardan sangat mendominasi.

“Mulutmu itu perlu diberi pelajaran!”

“Aku tak salah apa pun! Bukankah benar jika Ayah lebih gila uang daripada menyayangi ibu? bukankah­–”

“Aku mencari uang untuk menghidupimu, bagaimana bisa aku memiliki anak sepertimu yang tidak tau terima kasih sama sekali.” Ujar ayahnya meninggikan suaranya.

 

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT