Kalurahan Putat

BERKENALAN (15)

‘Hmm, aroma ini …? Sama dengan aroma dari orang yang mendekapku semalam?’ gumam Anna dalam hati ketika aroma woody milik Aaron menyapa indra penciumannya. Dia menyukai aroma ini, membuatnya nyaman dan terasa aman. Anna mengingat betapa hangat pelukan orang yang merengkuhnya tadi malam. ‘Apa yang memelukku semalam itu Aaron?’ Anna bertanya dalam hati.

“Khmm,“ Riska berdeham karena telah lewat lima menit namun mereka masih enggan meletaskan tautan tangan mereka. Aaron dan Anna langsung melepaskan tautan tangan mereka setelah mendengar dehaman Riska. Riska melihat mereka berdua saling menghindari tatapan satu sama lain, salah tingkah dengan muka memerah karena malu. Riska hanya bisa mengulas senyum ketika melihat tingkah kedua insan itu. Beda lagi dengan Meiya yang sedari tadi hanya menjadi figuran di antara mereka bertiga.

Meiya heran melihat ekspresi Aaron saat ini yang menurutnya aneh karena pemuda itu belum pernah menunjukan ekspresi itu. Melihat keanehan Aaron—menurut Meiya—Itu dengan polosnya ia bertanya tanpa tahu situasi canggung antara Aaron dan Anna saat ini.

“Muka lo kenapa, Ae? Kok merah?” Aaron masih saja diam dengan mukanya yang tambah memerah. Meiya semakin bingung dengan tingkah adik kembarnya itu. Merasa tak mendapatkan jawaban, Meiya mengalihkan pandangannya pada tantenya berharap mendapat jawaban.

Bersambung