Kalurahan Putat

BERKENALAN (14)

Aaron berjalan mendekati brankar yang ditempati Anna. Gadis itu masih ketakutan di balik punggung Riska. Tubuh mungil Anna menggigil karena takut dengan sosok Aaron yang semakin mendekat. Napasnya tercekat seakan udara di sekelilingnya semakin menipis. Riska yang menyadari remasan di jubah putihnya pun mulai menenangkan Anna.

“Anna, kemarilah! Tak apa, dia yang menolongmu semalam. Kemarilah!” tutur lembut Riska yang meminta Anna keluar dari balik punggungnya. Riska mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan kanan Anna dan menariknya perlahan, tepat berhadapan dengan Aaron. Sebelah tangan Riska yang bebas ia ulurkan pada Aaron, meminta keponakannya itu semakin mendekat dan menyambut uluran tangan Riska padanya.

Aaron dengan patuhnya menuruti permintaan tak terucap dari Riska, dia masih dalam keadaan blank. Aaron seperti terhipnotis oleh keberadaan Anna hingga ia begitu patuh menuruti kemauan Riska. Kemana Aaron yang arogan dan pembangkang? Sama sekali tak terlihat saat ini.

Dengan cepat Riska menyambar tangan Aaron dan menautkannya dengan tangan Anna. Riska memaksa mereka berdua untuk berjabat tangan. Ia melihat Aaron mengalihkan pandangan dari mata Anna ke tangan mereka yang saling bertaut.

‘Ah, perasaan ini lagi. Sama seperti waktu gua meluk dia semalam. Nyaman, membawa perasaan hangat dan begitu pas dalam sentuhan gua!’ batin Aaron saat merasakan nyaman kala menggenggam tangan mungil Anna.

Bersambung