Kalurahan Putat

BERKENALAN (11)

“Ae! Berhenti menatapnya, lo nakutin dia. Sono jangan dekat-dekat sama Anna!” Meiya membentak karena jengah dengan kembarannya itu.

“Lah gua ‘kan gak ngapa-ngapain dia, Mei?” Aaron tak terima dengan tuduhan Meiya, bukankah dia tak melakukan apapun di sana selain berdiri dan mengamati? Apa yang salah dengan hal itu?

“Jelas-jelas lo dari tadi melototin Anna, masih ngelak juga!” Meiya menjitak kepala adiknya yang dari tadi menatap Anna dengan intens.

“Gua nggak melototin dia, kampret!” ucap Aaron yang mulai kesal dengan tuduhan Meiya. Ia memegangi kepalanya yang sempat terkena jitakan Meiya, sedangkan tangan yang lain ia masukkan ke saku celana.

“Lo panggil gua apa?! Gua kakak lo, bang**t!” bentak Meiya berang dengan Aaron yang tak ada hormat-hormatnya pada kakaknya. Ya, Meiya adalah kakaknya. Meiya lahir beberapa menit saja sebelum Aaron.

“Lah, ngapain jadi lo yang marah? Lo yang nuduh gua duluan, Mei!” Aaron merasa sesak karena Meiya memiting kepalanya sebagai pembalasan atas apa yang diucapkan Aaron.

“Diem lo kutil naga!” Meiya tak terima dengan pelanggaran otoritas sebagai orang yang lebih tua.

Bersambung