Kalurahan Putat

BERKENALAN (9)

“Emang sialan lo! Manfaatin kesempatan banget lo!” gerutu Meiya karena tak percaya dengan apa yang dilakukan Aaron. Memanfaatkan kondisi tak berdaya gadis itu dan mendapatkan kenyamanan untuknya sendiri.

“Nggghh ….” Belum sempat Aaron menanggapi celetukan Meiya, mereka mendengar suara erangan perempuan yang terdengar asing. Spontan mereka memusatkan atensi ke arah brankar satu-satunya di ruangan itu.

Perlahan gadis itu mengerjapkan mata sembabnya, menyesuaikan pengelihatannya dengan pencahayaan yang ada di ruangan tempat ia terbangun. Ia mencoba untuk bangun dari posisinya, duduk dan mengedarkan pandangan untuk mencari tahu dimana ia berada saat ini. Ia mendapati dirinya berada di ruangan yang didominasi warna putih. Gadis itu mengerang merasakan sakit di sekujur tubuhnya, ia bahkan baru menyadari selang infus di tangannya. Ia meringis menatapnya.

Pandangannya beralih pada tiga orang yang berjalan mendekati tempat ia berada. Perubahan ekspresi pada si gadis begitu kentara saat pandangan matanya bertemu dengan pandangan Aaron yang juga menatapnya.

Gadis itu ketakutan. Ia menarik dirinya ke arah sandaran brankar dan meringkuk disana, seakan ingin menyembunyikan dirinya. Riska yang menyadari ketakutan si gadis langsung mengikuti arah tatapannya. Tatapan gadis itu tertuju pada Aaron. Ia mengigil, menarik dan memeluk lututnya tak mau berkontak mata dengan Aaron. Riska cepat tanggap dengan situasi gadis itu pun perlahan mendekatinya.

Bersambung