Kalurahan Putat

BERKENALAN (4)

“Gua rasa tante masih di rumah sakit sekarang … biar gua hubungi!” sahut Meiya. Ia segera mengeluarkan benda pipih dari sakunya untuk melakukan panggilan.

“Ya udah, lo di belakang aja jagain dia. Biar gua yang bawa mobil.” Fix, Aaron memutuskan dan menidurkan gadis malang itu di jok belakang. Aaron pun segera menuju ke bagian kemudi, sedangkan Meiya ke jok belakang dan memangku kepala si gadis.

Tanpa membuang waktu, Aaron langsung tancap gas menuju sebuah rumah sakit terbesar di wilayah itu. Tentu saja rumah sakit itu salah satu aset milik keluarganya. Dia hanya berharap ayahnya sudah kembali melakukan perjalanan bisnis keluar negeri hingga apa yang terjadi padanya malam ini tak tercium oleh ayahnya. Bukan karena Aaron takut dengan sang ayah tapi karena bisa panjang urusannya bila ketahuan.

Jalanan tampak lengang, jelas saja karena waktu menunjukan hampir tengah malam. Mobil BMW milik Meiya melaju dengan mulus, Aaron mengemudi dengan santainya. Tak terasa mereka telah sampai di bangunan megah bertuliskan ‘Rumah Sakit Pelita’ pada gerbang masuk. Jejeran gedung bertingkat di atas lahan seluas 1 hektar masih menunjukkan aktifitasnya. Aaron langsung melaju menuju IGD.

Bersambung