Kalurahan Putat

BERKENALAN (2)

“Lo kalo tanya tuh satu-satu ngapa, Mei?” Aaron hanya bisa geleng kepala pada kelakuan kembarannya yang bawel, sangat kontras dengan Aaron yang lebih banyak diam.

“Hehehe, sorry about that.” Meiya hanya bisa tertawa geli menyadari kelakuannya. Meiya menghampiri sang adik dan berjongkok di sebelahnya.

“Kebiasaan banget sih, lo. Buruan nih bantuin gua!” sungut Aaron akan kelakuan kembarannya. Ia membenarkan posisi duduknya menggeser sediki tubuh gadis yang tak sadarkan diri itu agar lebih dekat dengannya.

“Ok ok ... tapi ini cewek lo apain ampe kek gitu? Nggak lo per—?” Meiya cukup mengenal tabiat adiknya yang bisa dibilang nakal. Ia hanya takut Aaron kebablasan.

“Sialan lo! Gua sendiri nggak kenal nih cewek, tadi hampir aja ketabrak waktu gua balapan sama Rendy. Untung aja gua bisa menghindar tepat waktu!” perempatan imajiner tercetak jelas di pelipis Aaron. Bisa-bisanya Meiya perpikiran sempit tentangnya.

“Bandel lo ya … kalo daddy tau lo balapan lagi bisa-bisa semua fasilitas yang selama ini lo nikmatin itu bisa dicabut. Mana lo hampir nabrak orang lagi, kalo cewek ini mati gimana?” Meiya menoyor kepala sang adik. Ia lelah dengan kenakalan Aaron selama ini. Sebenarnya ia cukup siap bila ada orang datang dan mengaku mengandung anak Aaron. Tentu saja itu hanya dalam pikiran Meiya.

“Ya mana gua tau kalo malem-malem gini masih ada orang berkeliaran!” Aaron kesal dengan kakaknya. Apa dia sebrengsek itu di mata Meiya? Bahkan orang tak akan percaya kalau Aaron masih perjaka.

Bersambung