Kalurahan Putat

ANNABELLA MAULIA ANGGARA (1)

Uang seperti menjadi peraturan yang tak tertulis. Menjadi hakim bagi kehidupan. Berapapun nominalnya akan menentukan kelangsungan hidupmu. Tak memiliki uang berarti kamu akan mati kelaparan namun dengan memiliki uang belum tentu hidupmu berjalan sesuai anganmu.

Memiliki harta berarti kamu bisa berkuasa atas yang lain karena saat ini apapun itu diukur dengan berapa jumlah uang yang kamu kantongi namun harta tak menjamin kebahagiaanmu. Bahkan keluarga bisa hancur karena memperebutkan harta yang bisa kering kapan saja.

Jangan salahkan benda mati itu karena dia hanya alasan bagi orang serakah dan gila kekuasaan. Masih banyak orang yang nuraninya belum ternoda oleh kenikmatan semu seperti itu harta dan kekayaan. Kedua hal itu akan tergeser ke zona abu-abu bila kamu telah sesuatu yang lebih berharga dari sekedar kertas-kertas dengan cetakan nominal yang membuat orang gelap mata.

Di dunia ini masih ada segelintir orang dengan hati yang polos dan tak terpengaruh tumpukan uang. Seperti seorang gadis bernama Anna, dia hanya mengejar sekeping kebahagiaan dan itu bukan uang. Ia hanya ingin kasih sayang yang tulus dan tak memandang harta. Ia mencari seseorang yang melihat dirinya, bukan seberapa banyak warisan yang ia miliki.

“Anna!!” teriakan Vera menggema di lorong depan kelas. Gadis tomboy itu berlari menyusul Anna yang hampir mencapai pintu keluar gedung fakultas.

Bersambung