Kalurahan Putat

BAB II (13)

Santi menelisik penampilan dan gestur Ike. Ia merasa seperti berada dit empat yang salah saat melihat bagaimana penampilan ibu dari Aldi. Pakaian rapi ala wanita bisnis, tas branded di tangannya lebih membuatnya ciut, belum lagi perhiasan yang ia kenakan akan menyilaukan mata siapa pun.

Santi itu wanita sederhana, sangat mengejutkan baginya melihat orang dengan penampilan mewah. Ia menjadi salah tingkah ketika Ike tiba-tiba menatapnya.

“Siapa perempuan ini, Aldi?” Ike mengarahkan telunjuknya pada Santi yang mulai tak nyaman dengan tatapan Ike.

"Ck. Bu, berhenti menatapnya seperti itu. Mbak Santi yang membawa Aldi ke rumah sakit dan merawat Aldi selama Ibu tak di sini. Entah apa yang kalian lakukan selama ini." Aldi kesal. Dia sangat kesal dengan ibunya. Entah apa saja yang ia lakukan selama tiga hari ini? Kenapa ibunya tak langsung datang setelah dikabari bahwa dirinya kecelakaan. Begitu datang, ia membuat alasan karena urusan bisnis.

“Mbak Santi?” Tanpa diduga, nyatanya Lucy kenal dengan Santi yang dari tadi diam, memilih menjadi pengamat.

“Sayang, kamu kenal dengan perempuan ini?” Ike bertanya dengan suara lembut pada Lucy yang ada di sebelahnya. Ia tak bisa mengabaikan keterkejutan gadis yang ia gadang sebagai calaon mantunya.

“Tentu saja, Tante. Mbak Santi itu tetangga saya. Dia cukup terkenal di kompleks kami.” Ekspresi wajah Lucy berubah lagi, kali ini menunjukkan ekspresi sinis dengan tatapannya tertuju pada sosok Santi yang gelisah.

“Oh ya? Jadi kalian satu kompleks, berarti kalian cukup akrab dong?”

“Tidak juga kok Tante. Mbak Santi ‘kan pembawa sial.” Lucy tersenyum dengan sudut bibir sebelah kanannya terangkat. Tatapan menghina ciri khas gadis itu membuat Santi hanya bisa menundukkan kepala.

Ike mengerutkan keningnya saat melihat Santi hanya diam di samping ranjang Aldi, sama sekali tak berusaha menyangkal kalimat yang diucapkan Lucy.

Bersambung