CERBUNG - MELINTASI JALUR BENANG MERAH

Lian 27 April 2021 05:35:05 WIB

BAB II (10)

 

"Ini udah cukup buat Aldi. Mending Ibu pulang saja kalau cuma mau bikin ribut!" Sikap acuh tak acuh Aldi sama sekali tak diperhatikan oleh Ike. Ibu dua anak itu malah terus berbicara dan memuntahkan kata-kata yang menurut Aldi hanya omong kosong.

"Tidak bisa seperti itu, Nak. Ibu akan meminta pihak rumah sakit untuk memindahkanmu ke ruang kelas satu sesegera mungkin." Ike mengutarakan maksudnya tanpa mau dibantah.

Ike Handoko melihat-lihat ke sekitar, ia menatap dua pasien lain yang berbaring di ranjang sebelah, masing-masing di kanan dan kiri ranjang tempat Aldi berbaring. Ike mengernyit, jijik dengan kondisi ruangan tersebut. Baginya, ruang rawat Aldi saat ini terlihat kumuh dan tak layak.

“Ih, apa-apaan ini?! Kenapa Aldi dirawat di tempat seperti ini? Ini … ini sangat, hiyuh.” Seorang gadis dua puluh tahunan mengernyit jijik mendapati orang-orang di samping Aldi. Salah satu di antara mereka adalah pasien wanita dengan luka bakar yang cukup parah, sedangkan satunya lagi memiliki bisul yang menutupi kedua kakinya.

“Ngapain lihat-lihat?!” Wanita tambun yang diketahui sedang menjaga lelaki bisulan menatap tak suka pada gadis itu. Tatapan tak bersahabat dari wanita berwajah bundar itu menandakan permusuhan akan sikap gadis yang menurutnya tak tahu diri.

“Biasa aja dong, Bu. Lagian saya nggak liatin Ibu kok.” Gadis yang memiliki rambut diwarnai kecokelatan itu mengangkat ujung bibir sebelah kanannya, menunjukkan ketidaksukaannya pada respon wanita gemuk yang mendebat dirinya.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT