Kalurahan Putat

AARON PUTRA WIJAYA (11)

Aaron terseret cukup jauh, lututnya yang terbalut jeans tebal beradu dengan aspal. Jaket kulit yang ia kenakan tak mampu melindungi tubuhnya dari permukanan jalan yang kasar. Motornya berhenti tepat di depan seorang gadis dengan penampilannya yang awut-awutan, mengenaskan dan sedikit sempoyongan. Ya, gadis tersebut adalah sosok bayangan hitam yang tadi Aaron lihat berlari dengan tergesa-gesa seperti dikejar sesuatu.

“Lo cari mati ya?! Kalo pengen bunuh diri jangan bawa-bawa orang lain dong, terjun sono dari tebing!!” bentak Aaron sambil berusaha lepas dari tindihan motornya. Dengan susah payah dia mencoba bangun dan mengecek kondisi motornya. Aaron berjongkok di samping motor yang teronggok dengan kondisi cukup parah.

Kondisi Aaron tidak jauh beda dari motornya yang ringsek. Lengan kanannya berdarah, tergores kerikil-kerikil jalanan, bahkan lengan jaketnya sudah tak berbentuk. Kakiya sedikit pincang setelah tertindih motor. Luka berdarah di lututnya tak sesakit pergelangan kakinya yang terkilir. Pemuda itu memaki kesialan yang menimpa dirinya. Motor hancur, baju sudah tak layak pakai lagi belum lagi luka yang harus ia sandang. Lebih sial lagi saat ia mengetahui penyebab kecelakaan itu.

Bersambung