SEMAR MBANGUN KAHYANGAN DI BATOER HILL, PUNCAK ACARA MERTI DUSUN PADUKUHAN BATUR

02 April 2017 22:29:08 WIB

Putat) Sebagai puncak acara Merti Dusun Padukuhan Batur, Panitia Merti Dusun Padukuhan Batur bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul serta PEPADI Gunungkidul menyelenggarakan pentas wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Semar mBangun Kahyangan bertempat di Joglo Batoer Hill malam ini. Dimulai dengan pra acara yang dimulai pada pukul 20.00 WIB dengan sambutan-sambutan dan penyerahan wayang tokoh Semar oleh Ketua PEPADI Gunungkidul Heri Nugroho kepada dhalang Ki Wasdiyanto.

Hadir pada kesempatan tersebut dari Dinas Kebudayaan Gunungkidul diantaranya Purnawan, Sandiyo dan Dwijo, Ketua PEPADI Gunungkidul Heri Nugroho, Ketua Dewan Kebudayaan Kecamatan Patuk Kemiran, Kepala Desa Putat beserta Perangkat Desa Putat, BPD Desa Putat beserta anggotanya serta Pendamping Kebudayaan Desa Putat dari Dinas Kebudayaan DIY Deasi Oktinafuri dan Aida Fitri Astuti serta jajaran keamanan dari Bhabinkamtibmas Desa Putat Siyamto serta Babinsa Putat Para Hartadi.

Dalam sambutannya, Endah Dwi Astuti, SIP selaku Kasi Pemerintahan mewakili Kepala Desa Putat menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul bersama PEPADI Gunungkidul yang telah nyengkuyung acara Merti Dusun di Padukuhan Batur ini. Endah juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Batur yang telah nguri-uri kebudayaan di wilayah Padukuhan Batur dan memberikan pelajaran penting bagi generasi muda akan pelestarian budaya yang ada.

Lakon Semar mBangun Kayangan dipilih karena makna yang terkandung sesuai dengan kehidupan masyarakat sehari-jari. Ini adalah salah satu lakon legendaris dalam pewayangan. Meski hanya lakon carangan, Semar Mbangun Kahyangan hampir pasti pernah dimainkan oleh seluruh dalang. Diluar kisahnya yang penuh edukasi moral, menjadikan sosok punakawan sebagai sentral pertunjukan adalah daya tarik tersendiri bagi dalang maupun penikmat wayang. Pesan dari lakon ini adalah bahwa Semar sebagai simbol rakyat, menghendaki para pemimpin untuk membangun jiwa. Pada lakon ini pula terlihat bahwa terkadang penguasa salah menafsirkan kehendak rakyat, memperlakukan rakyat sebagai objek yang bodoh, penguasa cenderung bertangan besi dan mau menang sendiri. Pada Semar Mbangun Kahyangan ini terlihat pada akhirnya penguasa yang lalim akan terkoreksi oleh rakyat jelata.

Semar adalah dewa yang mengejawantah. Semar adalah rakyat jelata yang mengabdi sebagai pengasuh para raja penegak kebenaran. Ia hanyalah orang kampung, terbalut dalam busana sederhana yang melayani umat tanpa pamrih namun penuh kesungguhan. Kuncung putihnya menyiratkan makna bahwa isi kepala Semar adalah fikiran yang suci, positif, penuh hikmah kebenaran. Dalam kehidupan spiritual Jawa, Semar tak sekadar fakta historis, namun juga mitologi dan simbolisme tentang keEsa-an. Realita ini tidak lain hanyalah bukti bahwa masyarakat Jawa sejak zaman lampau adalah masyarakat yang Relegius dan ber keTuhan-an yang Maha Esa.

Lakon ini dibuka dengan niat Semar membangun jiwa para Pandawa. Kahyangan yang dimaksud Semar adalah jiwa, rasa dan ruhani keluarga Pandawa. Oleh karenanya Semar mendaulat Petruk untuk mengundang hadirnya Yudhistira dan para saudaranya ke Karang Kabulutan, tempat tinggal Semar. Sebagai tokoh senior sekaligus penasihat agung keluarga Pandawa, sangat masuk akal jika Semar bermaksud membangun ruhani para majikannya. Terlebih undangan itu disertai permintaan untuk membawa tiga pusaka: Jamus Kalimasada, Tumbak Kalawelang dan Payung Tunggulnaga.

Simbolisme tiga pusaka tersebut cukup menjelaskan niat baik Semar. Kalimasada banyak dimaknakan sebagai kalimat syahadat. Dengan pusaka syahadat inilah Semar bermaksud membangun ruhani. Tumbak Kalawelang adalah simbol ketajaman yang dengan personifikasi tersebut Semar bermaksud membangun ketajaman hati, ketajaman visi dan indera para Pandawa. Sedangkan Payung Tunggulnaga adalah ungkapan bahwa Pandawa sebagai pemimpin harus memiliki karakter mengayomi sebagaimana fungsi payung.

Lakon ini membeberkan fakta bahwa penguasa terkadang salah menafsirkan kehendak rakyat. Dan itulah yang terjadi pada diri Kresna ketika Petruk mengutarakan maksud Semar. Kresna menganggap rencana Semar sebagai makar, bertentangan dengan kehendak dewata. Setali tiga uang, Yudhistira yang peragu mengiyakan saja pendapat Kresna. Tak cukup dengan kata-kata kasar yang menciderai hati, Kresna memerintahkan para satria untuk mencelakakan Petruk sekaligus menyerang Semar di Karang Kabulutan. Celakanya, ketika Kresna melaporkan secara sepihak kepada Bathara Guru, pimpinan para dewa itu pun terprovokasi dan bersekutu untuk sama-sama menyerang Semar.

Bukan Semar namanya jika mundur hanya karena ancaman. Merasa punya niat mulia dan meyakini kebenaran suara hatinya, Semar bersama prajuritnya: Petruk, Bagong dan Gareng memberi perlawanan kepada pasukan Pandawa yang didukung Kresna dan Bathara Guru. Disinilah kebenaran bertarung melawan kelaliman. Semar yang jelata, berhasil mengalahkan penguasa pongah yang merasa benar sendiri. Ending yang memukau. Secara tegas kisah Semar membawa pesan bagi penguasa untuk responsif mendengar suara rakyat, untuk bijaksana tak hanya mau menang sendiri, dan tidak semena-mena dalam menegakkan keadilan. Sekaligus pesan bagi rakyat untuk berani menyuarakan kebenaran dan gigih dalam mempertahankan kebenaran itu.

Kisah Semar selalu relevan pada setiap kondisi. Kekuasaan selalu memabukkan, menjadikan penguasa lalai pada amanat dan lupa kepada rakyat. Pesan Semar adalah suara rakyat, yang kendati lirih, terkadang memuat niat kebaikan dan kebenaran. Hari ini, ketika penguasa menelantarkan rakyat dengan asyik berkorupsi, mengabaikan keadilan, memperkaya diri dan menghamburkan duit rakyat untuk kesenangan pribadi, kita merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk menghadirkan Semar di tengah-tengah kita.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT