Kalurahan Putat

AKU HARAP JUGA BEGITU (17)

Lily berkonsentrasi, berusaha memfokuskan energi murni dalam dirinya untuk menarik racun itu keluar. Rasa sakit menggerogoti tubuh Lily. Rasa gatal dan sakit secara bersamaan seperti ada yang berjalan melawan arus aliran darahnya menuju pusat jantung Lily rasakan saat ia menarik racun itu keluar dari tubuh Canda. Tubuhnya bagai ribuan jarum menacap secara bersamaan.

Cukup lama Lily berusaha membersihkan racun yang sudah menyebar itu. Buliran keringat menetes dari keningnya. Ia menahan sesuatu yang sedang menikam jantungnya tapi Lily harus bertahan sedikit lagi sampai apa yang dikerjakannya selesai.

Ini kali pertama Putra melihat sang adik terlihat begitu menderita. Putra ingin menghentikan Lily tapi ia yang menyuruhnya melakukan pertolongan pertama itu. Terlebih ia sangat tahu kalau Lily tak akan berhenti sebelum apa yang ia kerjakan selesai.

Lain Putra, lain pula Arjuna. Bila Putra harap-harap cemas dengan kondisi Lily maka Arjuna menatap gadis itu dengan penuh tanda tanya.

Senyap yang tiba-tiba tercipta saat Lily mulai melakukan hal di luar nalar kini lenyap seketika setelah Lily beringsut mundur, sedikit menjauh dari Canda. Lily tak mengucapkan sepatah katapun. Canda yang terkejut karena tak merasakan sakit seperti pertama kali tadi berujar, “eh! Sa—sakitnya hilang… tinggal rasa perih aja!”

Kalimat Canda menarik perhatian semua orang. Samuel yang penasaran langsung memeriksa bekas gigitan di pergelangan kaki Canda. Tak ada ruam biru seperti tadi.

Bersambung....