Kalurahan Putat

AKU HARAP JUGA BEGITU (15)

“Ck iya tau, makanya buruan kasih pertolongan pertama!” Samuel berdecak mendengarkan Anita yang tampak membuang-buang waktu. Ia khawatir racun dari gigitan itu semakin menyebar dan sulit untuk ditangani.

“Ta—tapi aku belum pernah menangani racun ular—” bukannya langsung bertindak, Anita malah terlihat pucat pasi. Apalagi ini? Samuel mengacak rambutnya frustasi. Kenapa disaat seperti ini tak ada yang bisa ia andalkan sama sekali.

“Bang, gua punya solusi tapi itupun kalo pada setuju—” suara Putra menginterupsi kepanikan yang semakin menyeruak dan bagai magnet, semua tatapan tertuju pada Putra.

“Apapun itu yang penting dia bisa segera ditangani,” fix lampu hijau sudah Putra dapatkan. Entah apa yang mau ia lakukan, tak ada yang tahu kecuali seorang gadis di antara pagar manusia yang memiliki firasat buruk.

“Ok, biar adek gua yang nanganin—” nah benarkan, firasat Lily sudah tak enak sejak Putra menyampaikan ia punya solusi. “—Lily!” satu panggilan yang dilakukan Putra membuat orang-orang saling mencari intensitas gadis yang baru saja dipanggil oleh Putra.

Putra mengedarkan pandangannya untuk mencari sang adik. Ia yakin Lily ada di antara orang-orang yang mengerumuni tempat ia berada. Benar saja, tak lama ia mencari ternyata Putra menemukan adiknya. Dengan langkah pasti ia mendekati tempat Lily berdiri. Ia menghampiri yang lebih muda dan berbisik, “please, tolongin gua kali ini. Ini masalah nyawa Dek.”

“Tapi Bang, Lily kan—” Lily berusaha menolak permintaan Putra. Bukan karena ia tak mau tapi ia harus melakukan apa untuk menolong gadis yang sedang kesakitan itu?

“Gua mohon Dek, tolongin gua—" Putra memohon pada Lily. Ia yakin adiknya itu pasti bisa melakukan sesuatu untuk menolong gadis berambut pendek yang semakin mengerang kesakitan. “—sebagai balasannya lo bisa minta apa aja dari gua,” Putra tak tahu lagi apa yang harus ia janjikan untuk membujuk Lily.

Bersambung...