Kalurahan Putat

AKU HARAP JUGA BEGITU (14)

Hari mulai senja ketika kejadian itu terjadi. Panitia mendekati kerumunan itu dan membelah barisan orang-orang tanpa empati.

“Woi, mana panitia yang bertanggung jawab menangani P3K? Anita mana?!” Samuel, Ketua Panitia Makrab panik melihat kondisi gadis berambut pendek. Kaki kanan gadis itu mulai membiru.

“Hadir Bang! Sorry lama, tadi ambil peralatan dulu,” Anita tergopoh-gopoh mendekati Samuel dengan menenteng kotak P3K. Peluhnya menetes ditambak kepanikan saat melihat pasien yang harus ia tangani.

“Lo bisa menangani ini tidak?!” Samuel langsung masuk pada intinya. Ia menyatakan keadaan darurat setelah melihat pergelangan kaki si gadis berambut pendek. “Sepertinya dia digigit ular,” perkataan Samuel memicu orang-orang menjadi ricuh. Tentu saja mereka takut kalau sekitarnya ada hewan melata. Belum lagi kalau beracun.

“I—ini… ini sih gigitan ular berbisa!” Anita merasa pesimis setelah melihat luka di pergelangan kaki gadis berambut pendek. Ia tak pernah menyangka kalau ia akan menemukan kasus gigitan ular berbisa di Makrab kali ini.

Bersambung...