Kalurahan Putat

AKU HARAP JUGA BEGITU (3)

Lily Pov

Sejujurnya aku kesal, kenapa aku disini? Kenapa juga aku bisa-bisa tak sadarkan diri. Ah, aku ingat. Tadi pagi aku belum makan apapun saat berangkat ke kampus dan berakhir tak sadarkan diri karena kelaparan waktu menunggu Bang Putra keluar dari kelasnya.

Kalian pasti bertanya kenapa anak SMA berkeliaran di kampus. Jawabanya karena sekarang sudah memasuki masa pendaftaran mahasiswa baru. Pengumuman kelulusanku sudah lewat satu bulan yang lalu, tepatnya waktu sebelum aku mengunjungi kakek di kampung untuk berlibur.

Membahas liburanku ke rumah kakek aku jadi teringat dengan Lestari. Gadis itu, ah maksudku wanita itu ternyata korban pemerkosaan tapi dia tak berani berkata jujur dengan ibunya. Dia takut melukai perasaan ibunya. Bunda berniat mengadopsi Bayu—nama anak Lestari—tapi Lestari dan keluarganya ingin membesarkan bayi itu sendiri. Aku masih bersyukur walau hidupku seperti ini. Setelah aku melihat kehidupan Lestari, aku merasa malu dengan diriku sendiri karena banyak mengeluh. Nyatanya kesulitanku selama ini tak ada apa-apanya dibandingkan apa yang dialami Lestari dan keluarganya. Setidaknya masalah yang aku hadapi tak melukaiku secara langsung.

Lupakan tentang hal itu. Kembali pada saat ini, aku bingung kenapa pemuda seumuran Bang Putra ini membawaku ke …? Rumahnya? Ini dimana? Padahal dari sikapnya dia tak menyukaiku bahkan seperti terganggu dengan keberadaanku.

“Maaf, Bang… ini dimana ya? Kenapa Lily ada disini?” aku mengedarka pandanganku, mengamati setiap inchi ruangan tempat kami berada. Ini sebuah kamar yang cukup luas dengan ranjang berukuran double bed. Dekorasinya cukup maskulin, dominan warna dongker.

Bersambung...