Kalurahan Putat

APA YANG KAU TAHU? (11)

Lily Pov

Aku berusaha konsentrasi tapi sungguh ini sulit setelah apa yang terjadi padaku tadi. Kuarahkan tanganku pada perut Lestari yang sedikit ramping sekarang. Aku cukup keras berusaha berkonsentrasi hingga aku merasa bagai dipelintir. Perih. Ini sakit. Sangat sakit. Aku merasakan rasa sakit yang diderita Lestari, itu ganjaranku bila melakukan ini. Aku mencoba menghentikan pendarahannya tapi aku harus merasakan rasa sakitnya juga.

Aku sampai pada titik konsentrasiku. Aku mencari pusat luka yang menyebabkan pendarahan itu. Aku merasakannya. Aku ikut merasakannya. Kumulai menyalurkan energiku untuk menutup luka yang dialami Lestari. Ini cukup sulit, ini terlalu dalam. Tanganku yang mengarah ke perut Lestari terasa berat seperti ada yang membebaninya. Keringat mulai bercucuran, hawa sekelilingku berubah menjadi panas. Sedikit lagi lukanya menutup. Sebagai akhir kugerakkan tanganku membentuk sebuah pola.

Perlahan kubuka mataku yang sedari tadi terpejam demi mendapatkan konsentrasi. Aku berlih memandangbagian bawah Lestari, genangan darahnya tidak bertambah lebar. Napas Lestari terdengar lebih ringan sekarang. Sepertinya usahaku tak sia-sia, akupun menghembuskan napasku lega.

“Pendarahannya berhenti,” bunda menatapku dengan tatapan penuh binar.

“Se—sepertinya begitu Bun,” jawabku seakan tak percaya. Ini kali pertama aku melakukan hal seperti ini. Aku tak yakin saat melakukannya. Aku masih ingat rasa sakitnya dan aku berhasil melakukannya.

Tak lama kemusian Bang Putra datang bersama seorang nenek. Tentu saja aku terkejut melihat nenek itu, dia nenek yang ada dalam mimpiku. Perlahan aku mendekat pada Bang Putra dan bertanya. “Bang, nenek itu siapa?” bisikku tepat di telinga Bang putra.

“Dia dukun bayi di kampung ini… kakek meminta gua menjemputnya ke sini,” ujar Bang Putra.

“Udah telat, Bang. Bayinya udah lahir dari tadi,” aku bisa melihat ekspresi terkejut di wajah Bang Putra.

Bersambung...