CERBUNG - INDIGO

Lian 04 Maret 2020 11:24:57 WIB

APA YANG KAU TAHU? (5)

 

Matahari perlahan merangkak turun di sebelah barat menciptakan lembayung yang begitu mempesona. Waktupun tak terasa berlalu begitu saja dan seperti yang sudah-sudah, setiap menjelang tengah malam Lily akan terbangun dari tidurnya. Namun Lily sama sekali tak mengerti kenapa dia merasa gelisah kali ini. Hatinya berdesir, kepalanya berdenyut. Padahal dia sedang tidak mengalami mimpi buruk tapi keringat dingin terus mengucur dari pelipisnya.

“Ada apa ini? Perasaanku tidak enak,” gumam Lily sambil menyingkap selimunya. Ia menoleh ke arah jam dinding yang menunjukkan jam sebelas malam. Ia membawa kaki kecilnya menapak lantai yang dingin, menghiraukan rasa yang menusuk telapak kakinya. Lily melangkah keluar kamar dan menuju tempat pribadi sang kakak.

Lily terdiam di depan pintu berwarna coklat tua di hadapannya. Ia bimbang antara membuka atau tidak. Ini sudah malam walau ia yakin kalau Putra belum tidur. Lily mengumpulkan seluruh keberaniannya, ini terasa aneh baginya karena dia belum pernah mengusik sang kakak di jam seperti ini. Jujur Lily takut mengganggu Putra bila sudah larut malam, kakaknya itu lelaki normal dan Lily sering memergokinya melakukan ‘sesuatu’ dengan koleksi-koleksi video di laptopnya. Ok lupakan hal itu.

Lily berpikir puluhan kali untuk mengetuk pintu kamar Putra, dia enggan tapi hanya Putra yang mau menanggapi tentang masalahnya. Ia menghela napas dalam sebelum mengangkat tangan kecilnya dengan ragu.

Tok tok tok

“Bang, udah tidur belum?” tanya Lily dengan suara lemah. Dia tak mau mengganggu istirahat orang satu rumah, apalagi membangunkan mereka.

Kriettt. Suara pintu terbuka. Disana nampak sosok Putra dengan muka bantal dan rambut hitamnya yang acak-acakan. Sepertinya ia baru saja mencoba untuk tidur.

“Bang, Lily ganggu ya?” Lily mencoba membuka suara setelah melihat Putra begitu lama terdiam tanpa bicara apa-apa.

“Abang baru aja mau tidur, Dek. Kenapa? Apa mimpi buruk lagi?” tanya Putra lembut seperti hal yang biasa ia lakukan pada Lily. Sesekali ia menguap karena sejujurnya ia sudah mengantuk sekali tapi berusaha ia tahan demi sang adik.

“Bukan Bang… tapi entah mengapa pikiran Lily nggak tenang,” kecemasan begitu nampak di wajah belia Lily. Ia kalut. Ia resah. Ia mengkhawatirkan sesuatu yang belum ia ketahui kapan itu akan terjadi.

“Mau cerita sama Abang?” Putra terlalu hapal dengan gelagat Lily. Ia tahu itu bukan hal yang mudah Lily bagi dengan orang lain. “Masuk dulu gih, lo bisa cerita pelan-pelan sama Abang,” sambungnya sembari menggeser posisinya dari depan pintu dan memberi ruang agar Lily bisa masuk ke kamarnya.

Bersambung...

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT