DIKANDASKAN PS KARANGMOJO, ELTORO FC PUTAT SISAKAN SATU KESEMPATAN

17 Januari 2018 23:27:59 WIB

Putat (SIDA)- Eltoro FC harus menelan pil pahit dengan menelan kekalahan 1 : 2 dari PS Karangmojo di Babak Semi Final Kompetisi Divisi I Askab PSSI Gunungkidul yang digelar Rabu, 17 Januari 2018 di Lapangan Desa Logandeng, Playen, Gunungkidul.

Kekalahan tersebut memastikan Eltoro FC kehilangan kesempatan untuk melaju ke Babak Final guna memperebutkan gelar juara tahun ini. Dengan kekalahan tersebut Eltoro FC tinggal menyisakan satu kesempatan guna memperebutkan posisi ke tiga sekaligus satu-satunya tiket untuk promosi ke Divisi Utama Askab PSSI Gunungkidul.

Pertandingan berjalan dengan menarik sejak menit pertama. Jual beli serangan pun langsung tersaji di hadapan para penonton yang berada di tepi lapangan. Kedua tim tampil habis-habisan guna meraih satu tiket ke babak final yang akan digelar senin 22 Januari 2018 pekan depan.

Beberapa peluang tercipta dari kedua tim, namun sampai separuh perjalanan babak pertama belum satupun yang berbuah gol. Baru pada menit ke 20 PS Karangmojo berhasil memecah kebuntuan dengan menyarangkan sebuah gol melalui sepakan Iqbal ke gawang Eltoro FC yang dijaga oleh Erwin. Skor tersebut bertahan hingga babak pertama usai.

Memasuki babak kedua, Iqbal kembali berhasil menggandakan golnya pada menit ke 50 dan membawa keunggulan 2 : 0 atas Eltoro FC. Namun selang 6 menit, Farid Isnan berhasil memanfaatkan eksekusi tendangan bebas pada menit ke 56 dan mampu menipiskan jarak dari PS Karangmojo dengan skor 2 : 1.

Pada menit ke 59, Messi yang mendapatkan peluang untuk menyamakan kedudukan dilanggar oleh bermain bertahan PS Karangmojo di area kotak terlarang, namun wasit tidak memberikan pinalti karena dianggap masih berada di luar garis. Danang melakukan protes kepada wasit utama dan hakim garis namun justru berbuah kartu kuning kedua dan mengharuskan Danang keluar lebih awal setelah wasit memberikan kartu merah dari akumulasi kartu kuning.

Kesempatan eksekusi tendangan bebas tersebut tidak berhasil dimanfaatkan dengan baik setelah sepakan Farid lebih dulu membentur kepala dari pertahanan PS Karangmojo. Skor 2 : 1 pun bertahan sampai wasit menipukan peluit panjang sebagai akhir babak kedua.

Menanggapi kejadian tersebut, Sony sebagai Manager Eltoro FC enggan memberikan tanggapan yang berlebihan. Sony yang juga mantan pemain Eltoro FC cukup maklum dengan kejadian tersebut meskipun Danang masih tidak habis pikir dengan keputusan wasit yang ternyata sudah dua kali pemain Eltoro FC dilanggar di area terlarang namun tidak berbuah pinalti.

“Babak pertama tadi sudah dilanggar di area terlarang tapi diangap masih di luar garis, dan saya juga maklum karena hakim garis cukup jauh tadi. Tapi di babak kedua hakim garis sangat dekat dengan pemain dan pemain pun belum bangun dari posisi jatuhnya, tapi wasit utama tidak memberikan pinalti, bahkan kalau merasa ragu pun wasit utama tidak koordinasi dulu dengan hakim garis.” Jelas Danang dengan nada kesal.

Sony hanya bisa memaklumi kekalahan tersebut dan tetpa mengapresiasi permainan tim.

“Ya apapun hasilnya kita hanya bisa menerima, karena kompetisi di Gunungkidul masih sederhana. Belum bisa kita ajukan banding seperti level nasional karena untuk pembuktian seperti tayangan ulang kan tidak ada.” Ungkap Sony.

Secara teknis memang jeda kompetisi terkait perijinan molor cukup lama serta kondisi lapangan yang kurang bagus yang dinilai cukup menjadi kendala bagi Eltoro FC. Lapangan Desa Logandeng memiliki kelemahan di sisi selatan yang tidak rata dan menjadi kubangan air sehingga menjadi sulit untuk mengembangkan permainan. Seperti yang sering terjadi, Eltoro FC kurang beruntung apabila bermain di kondisi lapangan kurang baik atau cuaca turun hujan. Nampak pemain Eltoro FC sangat kelelahan saat bermain di cuaca hujan atau lapangan kurang baik. Bahkan Wawan sempat duduk di tengah lapangan karena mengalami kram di kaki kirinya.

Juni Putra Nugraha selaku Ketua Harian Eltoro FC cukup menyayangkan penyelanggaraan babak semi final yang direncanakan sudah masuk ke Stadion Gelora Handayani gagal karena terkendala perijinan. Ijin tersebut tidak turun karena bersamaan dengan penyelenggaran Liga Pelajar (LIPEG) di tempat yang sama dan hanya diijinkan untuk partai finalnya.

“Rencana awal di Stadion Gelora Handayani namun ijin tidak turun, kemudian di pindah di Lapangan Selang namun informasi dari Askab PSSI warga di sana tidak mengijinkan karena rawan dan dikhawatirkan akan terjadi kerusuhan sehingga dipindah di Lapangan Logandeng ini.” Jelas Juni.

Juni pun tidak bisa komentar banyak terkait kejadian pada pertandingan tersebut. Juni cukup memaklumi kondisi lapangan yang memang kurang standar dan line yang kurang jelas sehingga sangat berpengaruh bagi wasit dalam mengambil keputusan. Garis yang dibuat mudah hilang apalagi kondisi hujan atau lapangan becek sehingga penglihatan wasit pun akan menjadi sulit.

“Kondisi memang seperti ini, kita hanya bisa memperbaiki dari dalam tim kita sendiri saja. Terlepas dari keputusan wasit yang mungkin merugikan kita namun kita harus koreksi diri saja dan tetap optimis di laga terkahir senin depan. Tidak ada gunanya juga mengkritisi yang sudah terjadi, cukup bekerja keras dalam tim dan menjadikan hari ini sebagai pembelajaran bersama.” Imbuh Juni.

Pekan depan Eltoro FC dipastikan tidak akan diperkuat pemain andalannya Danang Susanto karena sanksi kartu merah yang didapatnya. Namun Danang tetap memberikan motivasi serta masukan bagi official untuk permainan yang akan datang. Semoga pertandingan terkahir nanti berhasil mengantarkan Eltoro FC promosi ke Divisi Utama yang merupakan kasta tertinggi di Askab PSSI Gunungkidul.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT