DESA BUDAYA PUTAT GELAR FESTIVAL SHOLAWAT JAWI

06 Januari 2018 11:23:56 WIB

Putat (SIDA)- Sebagai wujud nyata upaya pelestarian budaya warisan leluhur, Desa Budaya Putat menggelar Festival Sholawat Jawi yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 Januari 2017 malam nanti. Acara tersebut akan dilaksanakan di Balai Desa Putat pukul 20.00 WIB dengan menampilkan 6 Kelompok Sholawat Jawi se Desa Putat.

Desa Budaya Putat memiliki 8 Kelompok Sholawat Jawi yang tersebar di setiap padukuhan mulai dari Batur hingga Putat II, hanya satu padukuhan yang tidak memiliki yaitu Padukuhan Putat Wetan.

Namun pada festival tahun ini hanya bisa menampilkan 6 kelompok yaitu Tulodho Laras Batur, Al Fajar Bobung, Suko Laras Plumbungan, Madyo Laras Gumawang, Ngudi Laras Putat I dan Handayani Putat II, sedangkan 2 kelompok lainnya yaitu Ngudi Rukun Kepil dan Ngudi Ngelmi Sendangsari tidak bisa mengikuti festival karena personil tidak lengkap serta beberapa peraltan mengalami kerusakan.

Mendapati hal itu, Juni Putra Nugraha selaku Kasi Pelayanan Desa Putat tetap memberikan apresisai bagi seluruh kelompok. Juni juga berjanji uang pembinaan akan tetap diberikan meskipun 2 kelompok tersebut tidak bisa ikut memeriahkan acara festival.

“Uang Pembinaan tetap akan kami berikan meskipun tidak bisa mengikuti festival dengan harapan bisa digunakan untuk membantu biaya perbaikan peralatan. Pemerintah Desa Putat juga belum mampu untuk memberikan uang pembinaan yang besar sehingga hanya bersifat stimulan untuk kelompok.” Ungkap Juni.

Terkait kendala personil yang kurang lengkap, Juni berpesan untuk menjadi perhatian khusus. Hal tersebut akan menjadi dampak buruk dalam pelestarian seni dan budaya di Desa Putat apabila suatu kelompok seni hanya terpaku pada beberapa personil saja. Sehingga apabila personil berhalangan hadir maka akan menjadi kendala bagi kelompok.

“Ini yang harus kita perhatikan bersama. Regenerasi personil sangat penting dalam sautu kelompok kesenian untuk menjaga kelestariannya. Meski kebutuhan suatu kelompok seni seperti Sholawat Jawi ini terbatas karena jumlah alat, namun tidak perlu membatasi personil saat latihan. Sehingga apabila ada satu atau dua personil yang berhalangan maka personil lain bisa mengisi.” Imbuh Juni.

Festival Sholawat Jawi tahun ini menelan anggaran senila enam juta rupiah. Anggaran tersebut mengalami penuruan anggaran sebesar dua juta rupiah dari dua tahun yang lalu. Dengan keterbatasan anggaran tersebut maka konsep festival tahun ini pun juga berbeda. Dua tahun yang lalu festival berkonsep perlombaan sehingga ada Dewan Juri, Piagam Penghargaan, hadiah bagi pemenang dan lain-lain. Sedangkan tahun ini hanya murni menampilkan potensi desa bagi masyarakat.

Perubahan konsep tersebut diharapkan tidak mempengaruhi semangat dalam mengikuti festival. Tujuan dari festival ini pun pada dasarnya bukan semata-mata mencari juara atau mencari siapa yang terbaik namun lebih menitikberatkan pada pelestarian potensi budaya di Desa Budaya Putat.

“Kalau bukan kita sendiri yang berupaya melestarikan lalu siapa lagi. Sekarang sudah semakin sedikit yang mengisi acara hajatan dengan mengundang kelompok sholawat jadi ruang publik bagi mereka untuk tampil juga semakin sempit. Festival ini diharapkan menjadi wadah bagi mereka agar masyarakat bisa menikmati dan mengenal salah satu potensi yang ada di Desa Budaya Putat.” Pungkasnya.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT