Hadapi Musim Hujan, BPBD Gunungkidul Bentuk 40 Desa Tangguh Bencana
Jk.Bl4ncir 05 November 2017 21:34:51 WIB
TRIBUNJOGJA.COM - Persiapan menghadapi bencana kala musim hujan sangatlah diperlukan, mengingat bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, terutama untuk wilayah Gunungkidul yang rawan bencana longsor.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logisitik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Sutaryono mengatakan, ada seratus lebih titik rawan bencana longsor yang bisa terjadi kapan saja di Gunungkidul, apalagi sebentar lagi akan masuk musim penghujan.
"Daerah yang sering terjadi longsor yaitu Patok, Gedangsari, Semin, Nglipar, dan Ponjong itu yang rawan, biasanya kalau curah hujan sudah tinggi, sekitar bulan Desember," ungkap Sutaryono, Jumat (3/11/2017).
Untuk mempersiapkan bencana longsor ini, Sutaryono mengungkapkan sudah mempersiapkan masyarakat dengan membentuk desa-desa tangguh bencana, lalu juga meningkatkan kapasitas masyarakat, dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
"Totalnya ada sekitar 40 desa yang sudah kita siapkan, itu menjadi sangat penting, karena kalau masyarakatnya sudah siap siaga, mereka jadi tahu apa yang harus dilakukan, dan penanggulannya jadi lebih cepat," tuturnya.
Selama ini kendala yang sering dihadapi ada pada lokasi dan medan yang akan dilalui oleh tim BPBD ketika akan melakukan evakuasi bencana.
Terlebih lagi medan yang ada di Gunungkidul rata-rata berbukit dan jauh.
"Lokasi yang paling banyak membutuhkan waktu yaitu Gedangsari, sekitar memakan waktu 45 menit, belum lagi ada medan yang tidak bisa dilewati mobil dan motor, sehingga kita harus jalan kaki," terang Sutaryono.
Ia pun menjelaskan jumlah anggota dari BPBD Gunungkidulhanya ada sekitar 13 orang, namun dengan jumlah anggota yang sedikit itu mereka memfokuskan pada relawan bencana tingkat desa.
"Di semua kecamatan ada, kan di Gunungkidul ini kearifan lokalnya sangat tinggi, sehingga kami memanfaatkan hal tersebut dalam membantu mengevakuasi korban, sehingga korban jiwa pun bisa diminimalisir," ungkapnya.
Saat ini, BPBD Gunungkidul dalam mengevakuasi korban longsor masihh menggunakan alat manual seperti cangkul, hal itu diutarakan oleh Sutaryono.
Tidak menggunakan alat berat dikarenakan tidak semua daerah bisa dilewati, mengingat medan yang sulit.
"Kalau satu dua orang yang mencangkul ya lama, tapi di Gunungidul ini gotong royongnya sangat tinggi, sehingga tanpa ada perintah pun masyarakatnya langsung turun membantu, biasanya sampai ratusan masyarakat yang membantu, itu yang menjadi keistimewaannya," ungkapnya. (*)
sumber berita:http://jogja.tribunnews.com/2017/11/03/hadapi-musim-hujan-bpbd-gunungkidul-bentuk-40-desa-tangguh-bencana
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR
- PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT ADAKAN PENILAIAN KOMPETENSI KADER KADER POSYANDU
- FPRB KALURAHAN PUTAT RABAS-RABAS POHON YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN BENCANA
- KADER MENGADAKAN KUNJUNGAN BAGI LANSIA KERUMAH-RUMAH