PENYULUHAN NAPZA, DESA SIAGA PUTAT GANDENG WKSBM CAHYO SURGO

03 November 2017 22:02:30 WIB

Putat (SIDA)- Desa Siaga Putat bekerjasama dengan WKSBM Cahyo Surgo dan Komunitas GASSAK Patuk menyelenggarakan Penyuluhan Napza pada hari Jumat, 3 November 2017 bertempat di Balai Desa Putat pada pukul 13.30 WIB.

Dalam kegiatan tersebut hadir sebagai Narasumber dr. Eviana Utami dari UPT Puskesmas Patuk II serta Sutarto dari Polsek Patuk II. Selain kedua narasumber tersebut hadir pula R. Haryo Ambar Suwardi, SH., M.Si. selaku Camat Patuk yang sekaligus membuka acara penyuluhan secara resmi.

Pertemuan tersebut menghadirkan peserta dari berbagai elemen masyarakat seperti Kader Desa, Dukuh, Perwakilan Ketua RT dan Ketua RW dari setiap Padukuhan, Karang Taruna Sub Unit Padukuhan, PIK-R. Posyandu Remaja, dan Perangkat Desa. Dengan keterlibatan peserta dari berbagai elemen tersebut diharapkan informasi yang disampaikan dapat disebarluaskan dengan cepat pula kepada masyarakat.

“Penyuluhan ini kami adakan melihat kondisi perkembangan penyalahgunaan Napza yang cukup memprihatinkan. Baru-baru ini yang sedang viral di media sosial adalah Flag dan PCC yang dikonsumsi remaja sehingga kami dari Desa SIAGA Putat bekerjasama dengan WKSBM Cahyo Surgo serta GASSAK Patuk sebagai upaya prefentif di Desa Putat.” Jelas Juni dalam sambutannya.

Ambar selaku Camat Patuk juga menyampaikan pengalamannya terkait penyalahgunaan napza yang menjadi peristiwa unik saat menjabat sebagai Camat Ponjong. Kala itu Ambar mengunjungi korban yang tidak sengaja mengonsumsi daun kecubung sehingga harus mendapat perawatan di Puskesmas.

“Ceritanya begini, malam-malam ada 3 anak remaja yang mengolah mi instan. Salah satu dari mereka keluar rumah untuk mencari sayuran sebagai campuran biar seger. Nah tidak disadari bahwa yang dicampur itu adalah daun kecubung. Sudah, 2 anak masuk Puseksmas yang 1 cuma pusing ringan. Tapi intinya bahwa kita harus berhati-hati dengan napza ini.” Jelas Ambar.

Setelah dibuka secara resmi secara bergantian dr. Eviana dan Sunarto menyampaikan materi tentang berbagai jenis napza, dampak serta cara edarnya. Sunarto juga membawa beberapa contoh barang-barang yang tergolong dalam napza seperti pil, ganja, sabu, opium dan lainnya. Alat peraga asli itu sengaja dibawa serta ditunjukkan agar masyarakat awam tau meskipun tidak secara detail.

Bawa Widiyanta, S.Pd. selaku Ketua RW 007 Padukuhan Putat Wetan sekaligus sebagai Sekretaris BPD Desa Putat menyampaikan uneg-uneg sebagai masyarakat kepada pihak Kepolisian terkait penanganan kasus napza tersebut. Bawa merasa heran dengan aturan di negara ini terkait penegakan hukum yang dihalangi oleh HAM.

“Kalau Polisi memberikan hukuman mati pada bandar, kami sangat setuju dan senang. Namun selama ini dengan alasan HAM banyak yang mempermasalahkan hukuman mati tersebut. Kalau dilogika, para bandar merusak masa depan generasi muda di Indonesia bukankah bentuk pelanggaran HAM juga. Harusnya ada pemikiran ke arah tersebut, sehingga tidak semua urusan dihalangi dengan HAM.” Ungkap Bawa.

Selain Bawa, Drajat selaku Karang Taruna Padukuhan Putat II juga berpendapat bahwa penyalahgunaan napza tersebut tidak lepas dari peran orang tua. Dimana orang tua harus bisa menjadi sahabat bagi anak mereka sehingga mampu memahami apa yang diinginkan anaknya. Drajat menilai tidak sedikit orang tua yang otoriter dalam mengatur anaknya tanpa mau tahu kemauan anaknya.

“Misalnya orang tua mengarahkan anak ke sekolah jurusan A sedangkan anak ingin sekolah di jurusan B, tapi orang tua otoriter dan memaksakan kehendaknya sehingga anak masuk di jurusan A namun dengan rasa terpaksa. Ketika terpaksa dan butuh pelarian mereka bisa jadi mencari pelarian dengan cara yang salah.” Jelas Drajat.

Drajat berharap adanya penyuluhan untuk orang tua dalam mendidik dan memperlakukan anak sebagai sahabat sehingga anak bisa nyaman untuk berpendapat dan bercerita tentang masalahnya.

Trinasih selaku Kader Desa dari Padukuhan Putat Wetan menyampaikan bahwa tidak kurang penyuluhan tersebut disampaikan dalam pertemuan di padukuhan baik melalui pertemuan PKK Padukuhan, Dasawisma dan lainnya. Namun kendala yang dihadapi memang pada warga yang kurang aktif menghadiri forum-forum tersebut.

Dengan penyuluhan serta informasi dari masyarakat diharapkan Desa SIAGA Putat ke depan bisa meningkatkan upaya sosialisasi melalui media pertemuan yang lebih luas serta menhimbau kepada dukuh untuk mendorong keaktifan warga di setiap forum pertemuan.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT