PUTHUL, KULINER EKSTRIM GUNUNGKIDUL YANG SEDANG NGEHITS DI PUTAT
Jk.Bl4ncir 12 Oktober 2017 00:06:21 WIB
Putat (SIDA)- Kabupaten Gunungkidul sekarang ini populer dengan destinasi wisatanya. Dari tahun ke tahun jumlah pengunjung meningkat drastis, baik itu wisata pantai ataupun destinasi wisata alam dan wisata kuliner. Wisata kuliner di Gunungkidul juga banyak dikenal memiliki kuliner ekstrim macam walang (belalang) dengan berbagai jenis olahan dan sampai saat ini masih banyak dijajakan di pinggir jalan, ada juga Uler Jedung (ulat jedung), Ungkrung Uler Jati (kepompong Ulat pohon jati), Laron, Jangkrik dan Gangsir (sejenis serangga) dan ada lagi yang baru-baru ini sedang hits yaitu puthul. Yaitu hewan sejenis serangga yang sebenarnya merupakan hama bagi petani yang bermunculan seiring perubahan musim dari musim kemarau ke musim penghujan ini.
Dengan maraknya puthul yang bermunculan ini warga yang memang hobi dengan kuliner ekstrim ini ramai-ramai nyuluh (mencari) serangga ini untuk dikonsumsi tak terkecuali di Desa Putat. Hampir di seluruh padukuhan yang ada di Desa Putat warganya sering nyuluh (mencari) puthul. Dengan berbekal wadah berupa botol air mineral bekas atau kantong plastik dan penerangan seperti lampu atau obor, selepas magrib warga mulai bergerilya ke kebun untuk berburu karena pada saat itu hewan ini akan keluar dan menempel pada dedaunan sehingga para pemburu tinggal mengambilnya saja.
Cara memasaknya pun terbilang mudah, bisa digoreng ataupun dibacem tergantung selera yang akan menikmatinya.
”Pertama, sebelum dimasak puthul dimasukan dalam air panas lalu disaring dan cuci sampai bersih kemudian baru digoreng atau dibacem juga bisa. Sangat mudah pokoknya dan rasanya enak. Anggota keluarga bahkan teman-teman saya sangat menyukainya." Tutur Harmini salah satu warga Padukuhan Putat I yang sangat hobi dengan kuliner ini.
Sebagai lauk alternatif bagi yang suka memang sangat menikmatinya, apalagi hewan ini tidak bisa ditemukan tiap hari dan hanya bersifat musiman. Namun apabila alergi dan sensitif dengan serangga tentunya akan mengalami bidhuren (gatal-gatal di kulit). Puthul ini akan lebih terasa nikmat bila disantap dengan tiwul yang merupakan makanan dan ikon Kabupaten Gunungkidul.
"Bila dimakan dengan tiwul dan sambal bawang nikmatnya tak terbayangkan. Bagi yang minat monggo ke tempat saya mumpung masih ada.“ Tambah Harmini sembari tertawa.
Pict. Taken by : baety, joko darwanto, sutini
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- PEMBUKAAN PERKEMAHAN AKHIR INKUBASI SAKA WIRAUSAHA DI BALAI BUDAYA PUTAT
- Pertemuan Desa Prima Edisi November di Kopi Putat
- PELANTIKAN KPPS KALURAHAN PUTAT
- PELATIHAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER UNTUK KADER POSYANDU
- APEL PAGI PAMONG KALURAHAN PUTAT
- Kunjungan Study Tiru Desa Prima Sendangsari ke Desa Prima Gumregah
- PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT KOORDINASI PROGRAM KETAHANAN PANGAN DENGAN PENGGARAP LAHAN