GUGUR GUNUNG ALA WKSBM CAHYO SURGO, GASSAK DAN MASYARAKAT

09 Oktober 2017 12:36:31 WIB

Putat (SIDA)- Gugur gunung atau sambatan adalah bagian dari budaya masyarakat pedesaan yang lebih dikenal secara nasional dengan istilah gotong royong. Gotong royong dapat berupa kegiatan apapun baik dalam menjaga kebersihan lingkungan, membangun rumah tinggal, membantu orang hajatan dan lainnya. Prinsipnya adalah kerja sosial secara bersama-sama dengan tujuan meringankan pekerjaan.

Minggu, 8 Oktober 2017 WKSBM Cahyo Surgo bersama GASSAK (Gerakan Sigap Sosial Kemanusiaan) Kecamatan Patuk serta masyarakat sekitar di Padukuhan Putat II melaksanakan Bakti Sosial Gugur Gunung memperbaiki rumah tinggal milik Tugiyem (65) seorang janda yang atap rumahnya lapuk dan dikhawatirkan akan roboh.

Gotong royong dimulai dengan menurunkan genting serta melepas usuk dan reng rumah yang sudah tidak layak dipakai karena lapuk tersebut. Kemudian akan dilanjutkan dengan menyiapkan bahan pengganti usuk dan reng dari bambu yang berasal dari swadaya masyarakat setempat. Sedangkan kekurangan bahan lain dicukupi oleh donatur sukarela dari WKSBM Cahyo Surgo, anggota GASSAK dan masyarakat lainnya.

Giman selaku Koordinator GASSAK dan merupakan anggota Kepolisian Sektor Patuk juga ikut terjun langsung bergotong royong berharap kegiatan serupa bisa menjadi contoh di wilayah lain, setidaknya bantuan berupa tenaga sudah sangat membantu meringankan bagi masyarakat.

“Meskipun sekedar bantuan tenaga, saya kira sudah sangat membantu warga. Untuk keperluan lain tentunya ada jalan meskipun secara sukarela dan juga tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan pasti ada yang berkenan membantu, seperti hari ini konsumsi dan minum juga swadaya dari tetangga.” Jelas Giman.

Dalam kegiatan tersebut, selain masyarakat setempat juga diikuti M. Ali Syafrodin selaku Koordinator WKSBM Cahyo Surgo yang juga sebagai TKSK Kecamatan Patuk, Drs. H. Mudjijo, M.Pd. selaku Wakil Ketua BPD Desa Putat, Agus Tiono yang merupakan Wakil Ketua FPRB Desa Putat.

Kegiatan gotong royong tersebut tidak menghitung berapa hari lamanya namun akan dikerjakan sampai selesai mengingat cuaca sudah memasuki musim penghujan. Sehingga diharapkan ketika intensitas hujan semakin meningkat, atap rumah Tugiyem sudah tidak mengkhawatirkan lagi.

“Kegiatan ini juga merupakan bagian dari mitigasi bencana, yaitu mengamati potensi yang akan menjadi sumber bencana juga potensi yang akan digunakan sebagai solusi. Jadi atap yang sudah lapuk ini segeraq diperbaiki agar tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk, misalnya di tengah malam terjadi hujan lebat sehingga atap yang lapuk bisa roboh karena tidak mampu menahan beban sedangkan pemilik rumah dalam keadaan tertidur dan bisa menjadi korban.” Jelas Agus Tiono.

minggu kemarin gotong royong tidak bisa selesai karena untuk menyiapkan bambu juga cukup memakan waktu, sehingga gotong royong akan dilanjutkan pada hari Senin, 9 Oktober 2017. (hari ini)

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT