CERPEN

Lian 30 September 2025 09:26:44 WIB

Voli Gila, Panitia Pe’a

 

 

*Cerita ini hanya fiksi belaka, bila ada kesamaan nama atau alur kejadian bukanlah kesengajaan.*

“Dapat kita lihat bola dilambungkan oleh Bapak Supeno. Yak, tinggi sekali. Kali ini berhasil diterima oleh Bapak Parman walau sempat tubrukan dengan Pak Edi.” Komentator sedang menjabarkan jalannya pertandingan yang memang agak lain. Bagaimana tidak jika tim lawan malah berebut bola karena tidak dapat melihat arah datangnya bola sebelum melewati net terpal itu?

“Ternyata Pak Parman terlalu banyak menggunakan tenaga saat passing, Pemirsah. Bola out!” Suara komentator tenggelam oleh sorakan penonton yang kecewa karena tim Pak Parman gagal mencetak poin.

“Eh, eh … ball boys itu bolanya tolong jangan sampe kabur,” latah komentator yang melihat bola nyelonong keluar area lapangan dan malah diabaikan oleh panitia yang bertugas memungut bola. Mau makan gaji buta sepertinya mereka ini.

“Kembali lagi bola dilambungkan oleh Pak Supeno, dan yak … nggandul, Pemirsa.” Pak Supeno gagal melakukan servis, bola menabrak terpal dan gagal menyeberang. Sialnya, bola itu dikejar oleh teman satu tim Pak Supeno dan berakhir dia ikut menabrak terpal dan terpental jatuh, pantatnya mencium lantai lapangan yang memang belum diperkeras. Belum lagi kondisi lapangan sehabis hujan membuat tanah menjadi becek. Mana celana yang dipakai pemain tersebut putih lagi, kentara sekali noda dan terawangannya.

“Giliran Pak Edi melakukan servis, bola melambung cantik melewati net, diterima baik oleh Pak Rohman. Yak, bola melenceng, kembali diselamatkan oleh Pak Supeno dan berhasil menyeberang net.” Permainan kali ini lumayan seru, bola dapat dikembalikan seperti pemain profesional.

“Loh, loh, itu kok ada yang salto?” Komentator berusaha menahan tawanya agar tak masuk ke mikrofon. Pemain dari pihak Pak Supeno memang berhasil menyeberangkan bola tapi harus dibayar dengan rasa malu karena ia terpeleset dengan posisi split sampai celananya sobek. Sungguh tidak elite sekali, tapi hal itu patut diberi tepuk tangan karena perjuangannya.

Kejadian-kejadian lucu terus bermunculan, mulai dari rebutan bola dengan teman satu tim sendiri sampai penyelamatan yang berujung belepotan lumpur atau nyangkut di net terpal. Benar-benar hiburan. Belum lagi dengan gaya permainan amatir yang kadang bahkan gagal menerima bola. Namun, bukan kelucuan itu yang perlu diperhatikan, melainkan perjuangan orang-orang inilah.

Panitia sebagai generasi muda mencari cara untuk membangkitkan semangat generasi yang lebih senior agar beranjak dari lesunya merupakan satu teladan meski harus melalui perdebatan. Seperti butir beras yang harus saling gesek dulu agar menjadi putih, itulah tahap yang harus dilalui generasi muda dalam bertukar pikiran sampai mencapai tujuan yang sama.

Generasi yang lebih tua pun juga demikian. Meski sudah tak mampu melakukan hal heroik seperti dulu, mereka tetap memiliki tanggung jawab dan mau mengemban apa yang telah diberikan pada mereka. Seperti dalam permainan voli buta kali ini, meski mereka tak bisa bermain voli tapi mereka tetap ikut serta karena ingin meramaikan momen yang telah disediakan generasi muda. Walaupun mereka harus menjadi bahan tertawaan karena banyak kejadian konyol, tapi mereka tak memungkiri kalau mereka juga menikmati saat-saat ini. Mereka seperti ditarik lebih muda lagi.

Saling melengkapi, saling mendukung dan bersinergi. Perjuangan belum berakhir, tidak akan berakhir meski umur bertambah dan tahun berganti. Sebagai anak kita harus menggandeng orang yang lebih tua agar kita mendapat kebijaksanaan dan pengetahuan mereka dalam mempertimbangkan masalah, begitu juga orang tua harus membantu anak agar anak dapat berkembang.

Tidak ada yang percuma, semua bisa berjalan beriringan dan saling mendukung. Yang muda akan menarik jiwa perjuangan yang lebih tua, dan yang senior akan ngemong orang yang lebih muda agar tetap pada jalan yang seharusnya.

Banyak cerita, banyak kejadian yang bisa kita pelajari. Hanya saja, bagaimana kita melihat dan menilai itu tergantung apakah pikiran kita bersih sehingga memiliki kebijaksanaan yang cukup untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang berarti.

 

Tamat

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT