KIRAB BUDAYA, KENDURI DAN PENTAS SENI SEMARAKKAN RASULAN GUMAWANG

29 September 2017 20:02:20 WIB

Putat (SIDA)- Kirab Budaya yang dilaksanakan pada hari Minggu, 17 September 2017 merupakan rangkaian acara Rasulan Padukuhan Gumawang. Dengan mengambil rute keliling padukuhan dan berakhir di Lapangan Sepak Bola Desa Putat yang juga berada di Padukuhan Gumawang.

Kirab Budaya yang menampilkan potensi lokal Padukuhan Gumawang tersebut dibagi menjadi 4 RT yang ada, semuanya menjadi satu dan berjalan mengelilingi wilayah padukuhan. Kirab dimulai pada pukul 13.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 15.00 WIB dengan acara puncak perebutan gunungan.

Pada senin siang, 18 September 2017 bertempat di Balai Padukuhan Gumawang diadakan Kenduri Rasulan sebagai acara inti Upacara Rasulan atau Merti Dusun. Kenduri tersebut dihadiri oleh masyarakat Padukuhan Gumawang, Perangkat Desa Putat, Ketua dan Anggota BPD Desa Putat serta Ketua LPMD Desa Putat.

Dalam sambutannya mewakili Kepala Desa Putat,  Juni selaku Kasi Pelayanan yang pengampu Bidang Kebudayaan dan Pariwisata memprogramkan Kirab Budaya serentak satu desa. Hal ini diharapkan dapat menjadi dukungan bagi eksistensi Desa Putat sebagai salah satu Desa Budaya yang mendapat kekancingan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang tertuang dalam SK Gubernur.

“Program sudah saya usulkan dan BPD sudah menyetujuinya meski ada pemangkasan anggaran dari nominal yang saya ajukan sebanyak 61 juta rupiah menjadi 42 juta rupiah. Kinten-kinten warga masyarakat wonten Gumawang mriki sarujuk napa mboten Bapak Ibu sedayanipun?” tanya Juni.

Serentak masyarakat yang hadir menyetujui dan menyambut baik program tersebut.

Juni mengusulkan program tersebut karena selama ini Kirab Budaya dilaksanakan di masing-masing padukuhan secara terpisah menurut hari pasarannya masing-masing sehingga kurang terlihat semarak. Dengan latar belakang itulah gagasan penyatuan Kirab Budaya muncul di benak Juni dan di beberapa padukuhan sudah mendapatkan dukungan.

“Pada dasarnya di Desa Putat ada dua hari pasaran untuk rasulan, yaitu Senin Pon di Batur, Bonung, Kepil dan Plumbungan serta Senin Legi di Sendangsari, Gumawang, Putat Wetan, Putat I dan Putat II. Tidak mungkin saya menyatukan 2 hari itu karena tentunya ada riwayat atau sejarah tersendiri dari penentuan hari itu. Jadi saya inisiatif nantinya akan mencari hari yang berbeda dari dua hari pasaran itu.” Jelas Juni.

Setelah Kenduri selesai, warga kembali ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan acara pentas pada malam harinya yang menampilkan kesenian lokal serta hiburan kesenian dari SMKI Solo, Jawa Tengah.

SMKI Solo selalu pentas di Gumawang saat rasulan karena ada salah satu warga Padukuhan Gumawang yang menjadi Tenaga Pendidik atau Guru di sana yaitu Hepi Budi Kurniawan, S.Sn. Sehingga rasulan tersebut juga menjadi media untuk mengasah keterampilan anak didiknya.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT