ELTORO FC, BERJALAN MESKI PSSI “SEOLAH” MATI SURI

12 September 2017 21:48:56 WIB

Putat (SIDA)- Eltoro Foot Ball Club (Eltoro FC) tetap beraktifitas meski Askab PSSI Gunungkidul seolah mati suri. Klub sepak bola yang memiliki hombase di Desa Putat ini adalah satu-satunya klub sepak bola di Kecamatan Patuk yang berhasil masuk di kompetisi resmi Askab PSSI Gunungkidul saat masih aktif menyelenggarakan kompetisi lokal beberapa tahun silam.

PSSI yang dulu sempat dibekukan oleh Menteri Olah Raga M. Nachrowi berdampak pada kompetisi level kabupaten. Meskipun pembekuan tersebut sudah dicabut, namun Askab PSSI Gunungkidul tak juga menggulirkan kompetisi lokal seperti biasanya.

Bermaterikan pemain lokal di Desa Putat dan desa sekitar di Kecamatan Patuk seperti Desa Bunder, Desa Nglanggeran, Desa Semoyo, Desa Beji dan Desa Ngoro-oro serta pemain profesional dari Sleman dan Semanu, Eltoro FC yang berasal dari klub kampung dengan bersusah payah dan swadaya anggota dan penngurus berhasil menorehkan prestasi di level Divisi II Askab PSSI Kabupaten Gunungkidul.

Kesebelasan yang dibesut oleh Febianto Nugroho (Anggota Polres Gunungkidul) ini bertahan di awal mengikuti Divisi II selama 2 (dua) periode dan menembus prestasi sehingga lolos ke Divisi I. Bermodalkan niat bermain dari anak-anak tersebut, Official Eltoro FC yang terdiri dari Sunarta (Anggota Polres Gunungkidul), Juni Putra Nugraha (Kasi Pelayanan Desa Putat) dan Bowo Prihantoro (Warga Putat Wetan) berusaha untuk mencari sponsor resmi agar pembiayaan klub yang diperoleh dari swadaya pemain dan official dapat terbantu.

Usaha tersebut membuahkan hasil, Rusbandi selaku Kepala Desa Putat saat itu sekaligus Pengusaha yang memiliki perusahaan konstruksi PT Ekas Surya Alam (ESAtech) bersedia memberikan suntikan dana setiap kompetisi akan digulirkan. Selain itu, Sudaryanto yang juga pengusaha pemilik PT Calista Perkasa Mulia serta Joko Laksono juga memberikan perhatian berupa suntikan dana dan perlengkapan sepak bola. Keduanya juga warga asli Desa Putat yang kini berdomisili di Yogyakarta namun masih memberikan perhatian untuk desanya.

Setelah berhasil masuk ke Divisi I Askab PSSI Kabupaten Gunungkidul, Eltoro FC mengalami penurunan performa dan harus berhenti di fase penyisihan grup. Hal tersebut bukan karena penurunan kualitas namun terjadinya hal teknis yang sulit teratasi.

“Waktu itu jadwal bertanding tidak bisa sinkron dengan kegiatan para pemain yang masih sekolah, kuliah ataupun sudah bekerja, sehingga komposisi pemain inti tidak pernah bisa lengkap saat pertandingan. Kami selaku official tidak pernah memaksa pemain untuk bisa hadir setiap pertandingan karena klub ini tidak mampu memberikan penghasilan bagi mereka, justru mereka ikut swadaya untuk membesarkan klub ini. Klub ini sebagai wadah untuk potensi mereka namun belum bisa menjadi klub profesional yang mampu memberikan penghasilan bagi pemain dan official.” Jelas Juni.

Saat ini, Eltoro FC masih sering melakukan latihan dan sparing dengan klub lain namun dengan komposisi yang tak lagi sama. Saat ini Eltoro FC dan PSG Putra (Persatuan Sepak Bola Gumawang Putra-sebuah klub sepak bola lokal di Desa Putat) menjadi satu dan menamainya dengan Tim Sepak Bola Putat karena diperkuat oleh warga Desa Putat murni.

Pemain dan Official Eltoro FC dan PSG Putra sangat berharap pada Askab PSSI Gunungkidul untuk bisa kembali memutar kompetisi lokal agar ke depan bisa bersaing dengan kabupaten lain dalam prestasi sepak bola.

“Pergantian kepengurusan kalau tidak salah sudah 2 (dua) kali, namun kompetisi belum diputar atau sudah diputar tapi kami tidak diundang, kami juga tidak tahu. Yang jelas saya belum pernah menerima pemberitahuan resmi dari Askab PSSI Gunungkidul.” Ungkap Juni.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT