SVC DAN CVC JADI DUA TIM PERTAMA YANG KANDAS

09 Agustus 2017 00:43:52 WIB

Putat (SIDA)- SVC Sendangsari dan CVC Putat Wetan menjadi dua tim pertama yang kandas atau tidak bisa mengikuti babak penyisihan berikutnya. Hal itu dikarenakan SVC dan CVC sama sekali belum pernah meraih kemenangan dalam dua laga di babak penyisihan yang pertama.

Dalam pertandingan hari ketiga Turnamen Bola Voli dalam rangka PORDUK Desa Putat Tahun 2017 yang digelar pada hari Selasa, 8 Agustus 2017 di partai pertama mempertemukan SVC Sendangsari dengan BINTANG TIMUR Padukuhan Putat II yang melakoni laga perdana.

BINTANG TIMUR berhasil mengkandaskan perjuangan SVC dalam upaya meraih tiket ke babak penyisihan berikutnya dengan skor 3 : 1. Sehingga dengan hasil tersebut SVC Sendangsari menjadi tim pertama yang gagal masuk pada penyisihan berikutnya.

Hal serupa terjadi pada CVC Padukuhan Putat Wetan yang menghadapi BHINEKA Padukuhan Kepil pada partai kedua. BHINEKA dengan permainan apiknya mendominasi perolehan nilai sejak set pertama. CVC sendiri terlihat berusaha memberikan perlawanan pada set kedua dengan merubah komposisi pemain memadukan pemain kawak dan pemain muda. Pada awal set kedua CVC mampu terlihat bangkit dan memberikan perlawanan serta memimpin perolehan skor. Namun BHINEKA Kepil kembali bangkit dan mampu mengandaskan permainan CVC.

Tiga set langsung dimenangi BHINEKA Kepil atas CVC Putat Wetan sekaligus menjadikan CVC menjadi tim kedua yang masuk kotak.

“Hasil ini memang sudah kami prediksi dari awal karena kami menyadari bahwa permainan kami di bawah mereka. Kami punya fasilitas lapangan bola voli namun belum bisa kami manfaatkan dengan baik, kami main voli juga baru pada turnamen ini.” Jelas Juni salah satu pemain yang juga Kasi Pelayanan Desa Putat.

Juni juga menyampaikan bahwa Putat Wetan yang dahulunya dikenal memiliki tim bola voli hebat sebelum munculnya Plumbungan dan Bobung yang saat ini mendominasi di Desa Putat memang menyadari bahwa selepas para pemain era kejayaan bola voli di Padukuhannya tersebut pergi merantau, Putat Wetan tidak memiliki generasi penerus layaknya di Bobung dan Plumbungan saat ini dimana pemain muda dari dua padukuhan tersebut dapat dibina dengan baik.

Dengan singkat Juni juga menceritakan bahwa pemain era kejayaan tersebut diantaranya adalah Bawa Widiyanta yang hijrah ke Lombok menjadi Guru Olah Raga, Nur Saryanto yang pindah menjadi warga di Padukuhan Gumawang, Arsusanto yang merantau ke Jambi, Jaswadi yang pindah ke Padukuhan Plumbungan dan menyisakan Taufik Hidayat dan Supriyanto pada waktu itu. Sehingga Putat Wetan kehilangan beberapa generasi yang membina voli.

“Secara prinsip kami ingin berpartisipasi dalam turnamen ini untuk mendukung upaya Pemerintah Desa Putat melalui Karang Tarunanya serta memberikan pengalaman bagi pemain kami yang masih muda-muda agar termotivasi kembali untuk belajar voli.” Ungkap Juni mengakhiri obrolannya selepas pertandingan partai kedua berakhir.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT