CERBUNG - MELINTASI JALUR BENANG MERAH

Lian 30 Maret 2024 18:39:14 WIB

BAB X (2)

 

Semua yang Lucy ucapkan dalam kegilaan membuat orang-orang mengecam dan mengutuk gadis itu. kewarasan Lucy sudah tak tertolong dan berakhir membawa gadis itu ke rumah sakit jiwa.

Secara misterius Mbah Kliwon lenyap. Orang hanya mengetahui pada suatu malam rumahnya terbakar habis, tak ada tanda-tanda kehidupan yang tersisa di tempat itu.

Semua perbuatan pasti ada balasannya, itu yang Aldi dan Santi yakini. Dan mereka berterima kasih pada Rei yang membantu mereka hingga terlepas dari jaring takdir yang menakutkan.

Takdir itu aneh. Kadang mudah, tapi kadang juga sulit. Kadang jauh, tapi kadang sangat dekat. Santi bersyukur karena ternyata sampai saat ini ia masih diberi napas hidup. Dia pernah menderita karena kehilangan, tapi Tuhan mengirimkan seseorang yang bahkan tak takut dengan kematian. Membuat Santi luluh dan menyerah untuk terus mendorong orang tersebut.

“Manusia tak akan pernah tahu jalan takdir yang diberikan Tuhan. Kita memilih, kita tersesat, bahkan kita juga kehilangan, namun benang merah yang diikat oleh Yang Maha Kuasa akan membawa pada orang yang terbaik.” Santi mengingat bagaimana hatinya terluka berkali-kali karena kematian suaminya. Ia berkelana dari satu hati ke hati yang lain hingga ia merasa jera. Menutup hati untuk melindungi dari derita kehilangan, tak menerima siapa pun yang hendak marus dalam hidupnya. Namun jodoh yang telah terikat takdir benang merah dengannya datang dan memorkporandakan pertahanannya.

Takdir yang sesungguhnya bahkan tak akan terpisah oleh kematian. Benang merang akan mengikat mereka melewati kematian dan juga penderitaan.

Kini Santi bahagia. Bersanding dengan lelaki yang ia cintai dan juga mencintainya. Santi diberi kesempatan untuk merawat benih cinta yang tertanam padanya, bukti dari kasih sayang Aldi, jodoh sejatinya.

“Aku pernah terjatuh karena lelah memberontak. Aku ingin berjalan sesuai kehendakku dan keluar dari sangka yang mengurunaku. Kau menunjukkan jalan, kau bahkan memberiku tujuan. Izinkan aku membalas kasihmu yang tulus dan melimpah” Aldi merasa bodoh tiap kali mengingat masa lalu. Ia khawatir dengan masa depannya, namun tak memiliki keberanian untuk mengepakkan sangkarnya. Semuanya semakin berubah karena tekad yang kuat. Bahkan sekarang ia tak perlu harta orang tuanya untuk hidup serba kecukupan, kerja kerasnya menghasilkan buah yang manis.

Sesungguhnya harta tak lagi penting bila dihadapkan dengan kemanusiaan. Jangan memandang orang dengan harga karena roda terus berputar. Aldi bersyukur dia masih diberi kesempatan untuk memperbaiki segalanya. Hubungan dengan orang tuanya. Hubungan dengan kakaknya. Bahkan, hubungan dengan teman-temannya. Aldi bisa memperbaiki itu semua karena ada Santi di sampingnya. Keluarganya yang ia anggap hilang kini berada bersama dirinya dan semakin dekat. Siapa yang mengira bahwa masa depan akan seperti ini? Kata menyerah hanya untuk mereka yang tak punya tujuan, dan tekad yang kuat hanya dimiliki orang yang menempa dirinya dalam keadaan tersulit dalam hidup.

Di kala menghadapi masalah tetaplah ingat, bahwa setiap persoalan memiliki jalan keluar agar bisa diselesaikan, bahwa setiap beban akan ada jara untung menjinjingnya. Bila tak dapat diselesaikan sendiri maka kita butuh tangan dan tenaga orang lain untuk membantu kita. Begitulah manusia yang tak akan bisa lepas dari label makhluk sosial arena memang manusia satu akan membutuhkan manusia yang lainnya.

Jangan menyerah pada keadaan. Namun ingatlah, seberat apa pun persoalan kita sebenarnya ada orang yang jauh lebih tak beruntung daripada kita. Menunduk dan lihatlah, kemudian bersyukurlah karena apa yang telah kita miliki.

 

 

Selesai

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT