CERBUNG - MELINTASI JALUR BENANG MERAH

Lian 29 Maret 2024 05:26:24 WIB

BAB IX (1)

 

Remaja umuran empat belas tahun yang merupakan keponakan Aldi, putra tunggal kakak perempuan Aldi yang selama ini tinggal di Jakarta ternyata adalah orang yang istimewa. Remaja bernama Rei itu mampu melihat makhluk halus dan bisa berkomunikasi dengan mereka.

Rei menatap lurus pada Santi, istri pamannya yang baru pertama kali ia jumpai. Pernikahan diam-diam yang dilakukan Aldi membuat Sarah, kakak perempuannya lumayan kesal meski telah memprediksi akan seperti ini jadinya. Sebenarnya Rei yang memberi tahu ibunya bahwa Aldi dalam kondisi bahaya, bahkan nyawa istrinya juga terancam. Karena alasan itulah Sarah membawa putra tunggalnya kembali ke Yogyakarta untuk menemui Aldi.

“Kamu itu goblok atau apa, Aldi? Bisa-bisanya kamu menikah tanpa memberi tahu Mbak, kakak kamu sendiri. Memang luar biasa didikan keluarga Handoko.” Sarah menatap nyalang adik laki-lakinya yang sudah tiga tahun tidak ia temui. Sarah memang jarang pulang ke kampung halaman, salah satu alasannya adalah tak sejalan dengan kedua orang tuanya. Dulu Sarah juga bertentangan dengan keluarganya, tapi dia bertahan untuk tidak kabur dan menyelesaikan kuliah S-2 di umur dua puluh empat sebagai bekal hidupnya di Jakarta. Beruntung dia bisa bekerja di perusahaan ternama di Jakarta dan bertemu Ardan yang kini menjadi suaminya.

“Aku nggak kepikiran, Mbak. Lagian kenapa juga harus menghubungi orang yang bahkan nggak ada kabar selama bertahun-tahun? Kontak Mbak Sarah aja Aldi nggak punya.” Memang benar apa yang dikatakan Aldi, Sarah tak pernah menghubungi Aldi atau orang tua mereka setelah Sarah merantau ke Jakarta. Tapi hal itu bukan berarti dia tak peduli dengan adiknya. Sarah sangat menyayangi Aldi, hanya saja keegoisan memaksanya memutuskan komunikasi dengan Aldi.

“Kalau saja Rei tidak bilang kalau dia mendapat penglihatan tentang kamu yang dalam bahaya, Mbak nggak mungkin tau kamu sudah menikah.” Sarah bersedekap, duduk tegak di lincak antik yang ada di ruang tamu rumah keluarga baru Aldi.

“Apa hubungannya antara Aldi dalam bahaya dengan pernikahan Aldi? Jauh banget itu, Mbak.” Aldi tak habis pikir, kenapa kakaknya memiliki kesimpulan yang absurd seperti ini? Aldi berdecak memperhatikan Sarah komat-kamit mengucapkan kalimat yang tak jelas, tapi Aldi yakin itu adalah sumpah serapah untuknya.

“Anu, kalau begitu saya buat minuman dulu, ya. Pastinya Mbak Sarah dan Rei haus setelah perjalanan jauh ke sini.” Santi yang merasakan atmosfer semakin canggung, berusaha menyingkir dengan alasan membuatkan minum untuk tamu. Santi yang memang duduk di pinggir, di hadapan Sarah, kaget saat tangannya ditarik seseorang, padahal dia baru mengangkat bokongnya dan belum sempat berdiri tegak.

“Tidak, tidak, kamu ‘kan masih sakit. Kamu duduk saja di sini dan dengarkan apa yang akan dikatakan Rei.” Orang yang menarik tangan Santi adalah Sarah. Dengan ragu Santi menatap Sarah dan berbalik ke arah Aldi yang akhirnya mengangguk sebagai jawaban atas tatapan penuh tanya dari istrinya. Santi tak punya pilihan lain selain menuruti kemauan iparnya.

“Jadi, kenapa Mbak Sarah dan Rei tiba-tiba ke sini dan mengatakan bahwa aku dalam bahaya?” Aldi menaikan sebelah alisnya saat menatap Sarah dan Rei secara bergantian. Ia sebenarnya penasaran tentang bagaimana kakaknya tahu keberadaan Aldi padahal orang tua mereka saja tak tahu di mana ia tinggal sekarang.

 

 

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT