CERBUNG - MELINTASI JALUR BENANG MERAH
Lian 21 Maret 2024 10:32:29 WIB
BAB VII (2)
Aldi adalah orang yang rajin. Memang sifat bandel dan keras kepalanya tak akan sembuh dengan mudah, namun pemuda itu menunjukkan kegigihannya dalam bekerja. Dua bulan sudah Aldi tinggal di toko milik Santi dan membantu melayani pelanggan di siang hari. Santi melihat Aldi bekerja keras mulai dari menjaga kebersihan sampai mengangkat dan memindah puluhan gulung stok kain yang baru datang.
“Aldi, istirahat dulu. Sini, Mbak bawa makanan.” Santi menata rantang berisi makanan yang dia bawa dari rumah sebagai bekal. Walau Santi memberi upah untuk pekerjaan yang dilakukan Aldi, tapi ia tahu bahwa pemuda itu berhemat demi mencicil uang kuliahnya.
Awalnya Aldi ingin berhenti kuliah karena keadaan, tapi Santi menyayangkan bila pemuda itu berhenti, padahal dia sudah masuk tahun ketiga. Santi tidak bisa berbuat banyak, tapi dia memberi solusi untuk meringankan permasalahan yang dialami Aldi. Santi menyarankan Aldi bekerja sebagai karyawan tetap di tokonya sambil menyelesaikan kuliahnya.
Aldi duduk di depan meja kecil di ruang yang untuk sementara menjadi kamarnya. Ruang yang tadinya dipakai untuk menyimpan kardus-kardus bekas kini disulap menjadi tempat tinggal seadanya.
Baru saja Santi dan Aldi ingin melakukan suapan pertama, mereka sudah mendengar suara orang memanggil Aldi. Semakin diabaikan suaranya semakin mendekat.
“Ternyata kamu di sini? Eh, Mbak … aku ganggu kalian, ya?” Pemuda yang berteriak memanggil Aldi adalah Hendi. Dia menggaruk kepalanya yang bahkan tidak gatal, canggung karena ternyata sahabatnya sedang makan bersama wanita yang ia cintai.
“Sudah tahu, masih tanya lagi.” Aldi meletakkan sendoknya kembali, ia kehilangan selera makan akibat kesal pada Hendi yang mengganggu kebersamaannya bersama Santi.
Aldi masih gencar melakukan pendekatan pada Santi. Ia sudah tahu seluruh cerita mengenai pernikahan Santi yang selalu berakhir dengan kematian, namun hal itu tidak membuat Aldi mundur. Aldi malah semakin rajin bekerja dan membenahi diri agar pantas untuk Santi.
Kembali ke masa kini. Bisnis Aldi sedang bagus-bagusnya, dia menyewa satu kios di sebelah toko kain milik Santi agar lebih mudah mendapatkan bahan baku untuk produksi kausnya. Aldi mempekerjakan mahasiswa yang membutuhkan kerja sambilan dan membayar mereka per jam sehingga kedua belah pihak tidak mengalami kerugian. Aldi mengajari mereka menjahit, menyablon sampai pemasaran dengan bantuan karyawan tetap yang tentu saja sudah ahli di bidangnya.
Alasan Aldi mengambil pekerja paruh waktu dari kalangan mahasiswa adalah karena ia pernah merasakan sulitnya mencari uang untuk biaya kuliah, ia tak buta untuk mengetahui banyak mahasiswa yang berasal dari keluarga sederhana yang kesulitan membayar biaya kuliah namun kemauan mereka untuk belajar itu tinggi. Dari hal tersebut, Aldi mempunyai pikiran untuk merekrut mereka. Sayang bila orang yang mementingkan pendidikan harus berhenti kuliah karena masalah biaya. Setidaknya, seperti inilah cara Aldi membantu mereka.
Selama setahun pula Aldi memperjuangkan cintanya pada Santi hingga wanita itu luluh dan mau menerima perasaan Aldi. Hari ini, Aldi mempersunting Santi menjadi istrinya. Tak ada pesta yang mewah, hanya ada pesta yang dihadiri orang-orang terdekat Aldi dan Santi. Sah adalah poin terpentingnya.
“Mbak,” panggil Aldi pada Santi yang telah sah menjadi istrinya. Mereka berdua berada di kamar pengantin di rumah Santi.
“Jangan panggil mbak lagi, sekarang aku istrimu.” Malu-malu Santi mengucapkan niatnya. Mengubah kebiasaan itu sulit, tapi dia harus melakukannya karena sekarang mereka telah terikat oleh status yang baru.
“Haruskah aku panggil sayang? Kalau begitu panggil aku mas, ya?” Aldi malah menggoda orang yang sudah malu. Telinga Santi semakin merah mendengar ucapan Aldi.
Si pemuda yang baru saja resmi menjadi suami Santi itu mengecup pipi istrinya, beralih ke bibir lalu menjalari leher Santi. Kecupan-kecupan panas mewarnai malam pengantin Santi dan Aldi. Lembar demi lembar pakaian terabaikan di lantai yang dingin. Gairah Aldi meletup ketika ia melepas keperjakaan dan menjadi pria seutuhnya.
Malam panjang bagi mereka yang memuaskan hasrat. Menabur benih, berharap bisa segera dipanen dan buah hati hadir dalam pelukan mereka. Jodoh adalah hal yang misterius. Melewati kehilangan, sakit hati dan pengorbanan untuk dapat meraihnya.
Bersambung
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- HARI TERAKHIR PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- KOORDINASI BPN TERKAIT PTSL KALURAHAN PUTAT
- BANK SAMPAH PADUKUHAN BATUR
- BIMTEK KPPS KALURAHAN PUTAT
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR