CERBUNG - MELINTASI JALUR BENANG MERAH

Lian 19 Maret 2024 09:13:47 WIB

BAB V (4)

 

Tangan Aldi gemetar memegang benda pipih di tangannya dan membuka aplikasi Grab untuk memesan mobil. Sejenak ia menatap Lucy dan Ike yang menatap dengan perasaan berkecamuk sebelum kembali memperhatikan smartphone setelah mendengar ada notifikasi masuk. Selesai dengan urusannya, susah payah melangkah menuju pintu keluar untuk menyusul Hendi dan meninggalkan keramaian, melewati Lucy dan berhenti sejenak.

“Kamu tak akan mendapatkan apa yang kamu mau. Aku tahu kebusukan apa yang mencoba kamu tutupi, tapi bangkai tetaplah bangkai.” Aldi berucap setengah berbisik hingga hanya dia dan Lucy yang mendengarnya.

Tak peduli dengan Lucy yang pucat bagai darah tak mengalir di tubuhnya, Aldi melangkah mengabaikan segala macam tatapan yang tertuju padanya. Bagi Aldi, kondisi Santi lebih penting.

***

“Untuk apa kamu sampai mengikutiku ke rumah?” Helaan napas Santi terasa penuh beban. Ia tak menyangka bila orang yang ditolongnya malah akan lengket seperti ini. Tak dapat dipungkiri, wajah serta sikap lembut Santi telah memikat banyak mata. Santi menjadi pusat perhatian laki-laki yang terjerat pesonanya, namun Santi memilih menutup diri, mengunci hatinya hingga tak ada celah untuk masuk, tidak lagi.

“Aku hanya penasaran, kenapa Mbak tak tertarik padaku?” Pembawaan Aldi yang santai menunjukkan sifat nakal pemuda itu. Matanya mengerling ringan, ekspresif menunjukkan kepribadian seorang Aldi Handoko si pemikat wanita. Pemuda yang tak jera dengan penolakan halus Santi seperti orang bodoh dan tak mengerti kapan harus menyerah.

“Kenapa aku harus tertarik denganmu?” Santi yang biasanya tenang dan lembut kewalahan dengan cara Aldi mendekatinya, tanpa jeda, tanpa rasa lelah. Santi baru menemui orang keras kepala dan tidak peka macam Aldi. Apalagi setelah kejadian di tokonya beberapa hari yang lalu, ketika ia dilarikan ke rumah sakit akibat pingsan karena terlalu stres. Dokter menyarankan Santi rawat inap dan banyak istirahat.

Selama di rumah sakit, Aldi selalu menemaninya. Pemuda itu mengajaknya ngobrol dan membuat lelucon yang bahkan tidak membuat Santi menarik lengkung bibirnya.

“Selama ini banyak perempuan rela mengantri hanya untuk jadi pacarku, walau akhirnya sudah sangat jelas mereka ketahui.” Percaya diri, itu adalah salah satu pesona yang dimiliki Aldi, namun itu tak akan bekerja untuk menghadapi Santi, terbukti dengan pemuda itu yang selalu didorong mundur.

“Berhenti membual … dan tinggalkan aku sendiri.” Wajah ramah wanita 25 tahun itu berubah murung, suaranya lirih, nyaris tak terdengar. Santi menundukkan kepalanya, menahan perasaan campur aduk, sedih, takut, kecewa dan sedikit rasa iba.

“Tak akan pernah!” Bebal, otak Aldi seperti sudah diprogram untuk tidak pernah menyerah dan mundur dalam melakukan apa pun. Pemuda itu tetap tidak jera melangkah ke arah Santi yang menutup rapat dirinya agar tak merasa kehilangan lagi.

“Menjauh dariku kalau kamu tak ingin mati!” Santi mengangkat kepalanya, menunjukkan mata yang basah oleh air mata. Tatapannya tajam, tak seperti biasanya yang tampak teduh. “Aku tak ingin kamu mati seperti suami-suamiku!”

“Aku tak akan mati dengan mudah, Mbak. Semua yang terjadi pada Mbak Santi pasti hanya sebuah kebetulan.” Aldi memegang bahu Santi yang bergetar, ia mencoba menyakinkan wanita lemah di hadapannya. Aldi tak mengetahui alasan dibalik sikap Santi yang terus mendorongnya sampai seperti ini.

“Kamu hanya tak tahu, semua orang yang berhubungan denganku mati dengan mengenaskan. Aku pembawa sial, Aldi! Semuanya mati, tinggal aku dan bapak.” Tubuh Santi merosot, ia menggigil dalam pelukan Aldi. Tanah basah sehabis hujan menjadi alas dan mengotori lutut-lutut yang kehilangan tenaga. Santi merasa rapuh pada kehangatan Aldi yang merengkuhnya memberi sedikit kekuatan untuknya. Apakah ia harus menyerah dengan semua ini?

 

 

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT