CERITA TENLIT -NISKALA PUSPAS-

Adera Nusa 11 Maret 2024 09:20:49 WIB

NISKALA PUSPAS 

Bagian 24

Karya : Ei_Shaa

 

"Di mana bocah tengil itu?" Tanyanya masih mencari keberadaan orang yang disebutnya tengil. Manik mata Ghina juga turut menoleh pada situasi sambil mencoba mencerna. Sepintas dia lantas mengerti siapa yang dimaksud dengan bang Fajri kali ini. 

“Oh, engga Bang! Ghina cuman mampir aja kesini hehe.” tawa kecilnya yang dia gunakan sebagai tameng membuatnya sedikit merasa aman. Tidak ada maksud lain yang dapat ia katakan pada Bang Fajri. Namun, beda bagi bang Fajri yang sudah sering menyikapi Abim. Tawa kecil ini hanyalah sebuah tempat untuk dirinya menutupi sesuatu. 

“Ngomng-ngomong, sudah sejak beberapa kali ini aku nggak lihat bcah itu kesini. Apa kau tahu sesuatu tentang dirinya?” Bang Fajri mulai mendekatkan tubuhnya pada Ghina yang masih terpaku berdiri. Alisnya terangkat satu, dalam inernya ia seakan bertanya. Sejak kapan firasatnya menjadi semakin kuat tentang Abimanyu. 

“Aku hanya mendengar sedikit tentangnya, sejak kakakku selalu terlibat pertikaian kecil dengannya hanya karena aku dekat dengan Rio. Hanya itu yang aku tahu, bang.” Ghina lantas mengambil kursi yang berada tepat di depan meja kasir. Dengan cepat, tangan Fajri membalik signboard menjadi close. Tubuhnya tidak bisa berbohong jika Fajri sangat penasaran dengan kelanjutan cerita dari Ghina. 

“Aku tidak pernah mendengar ini sebelumnya.”

“Maksudnya Bang?” 

“Ya, kamu tahu sendiri lah, bocah tengil itu selalu punya masalah dimanapun dia berada ‘kan? Tapi urusannya tidak pernah lepas dari jalanan lepas dialuar sana.” susut bibirnya bergerak tak beraturan, seperti yang diketahuinya bahwa bisa saja semuanya hancur dengan cepat.

“Tapi dia tidak pernah mau terlubat dalam urusan orang lain. Biar ku tebak, dia semakin tidak suka dengan si Rio itu dan menantanganya untui berkrlahi bukan?” Lanjut bang Fajri.

Ghina mengangguk pasti, “Apakah ini ada kebiasannya dengan Abim?” 

“Aku tidak bisa menebaknya tapi percayalah, jika kau meyakini keburukannya maka kau yang salah dan jika kau tidak mempercayai keburukannya kau akan menemukan seperti apa dirinya itu.” Ghina mengkat alisnya mendengar itu dari bang Fajri, samapi akhirnya anak itu mengulas senyuman ringan menangkap kalimatnya. 

“Aku tidak tahu pasti, tapi karena kamu sudah mampir ku beri sesuatu untukmu.” Ghina menatap tidak percaya pada alat musik kecil yang disodorkan untuk dirinya. Sebuah kalimba dengan inisial N dibekang badan membuatnya bertanya. 

“Apa ini milik kak Fajri?” kak Fajri tersenyum. Seperti banyak hal yang sebenarnya tidak ia ceritakan pada anak itu. Tapi Fajri percaya dia anak perempuan di depannya akan menyadarinya meski entah kapan.

Ghina tersenyum dengan lebar. Banyak hal yahy membuatmya terkejut hari ini. Jemariya memainkan petikan kalimba dengan asal. Suara aneh dan tidak selaras itu justru membuat perasaan dari Ghina berjalan senada. Suasana hatinya yang semula memburuk kini mulai membaik. 

****

 

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT