CERITA PENDEK -- Waktu, Jas, dan Dirimu --

Adera Nusa 13 November 2023 21:03:47 WIB

Waktu, Jas, dan Dirimu

Ei_Shaaa_

Bagian 3

 

"Bagaimana jika apa yang mereka pikiran selama ini salah tentang rumah itu."  Tangannya menggapai mouse dan mengarahkan pada siluet yang berjalan membelakangi kameranya. Mas Jo bergegas mendatangi rumah itu pagi hari. Tepat sebelum sinar matahari memperlihatkan dirinya. Seperti rekaman yang dia miliki, Ini adalah waktu yang tepat untuk memastikan penasarannya. Langkahnya pelan memasuki rumah yang setengah terbuka, suaranya menyapa pemilik rumah dengan ramah. Tak ada sahutan dan jawaban pasti dari dalam sana. 

Mas Jo semakin melangkah lebih dalam. Ada satu ruangan yang terbuka lebar tanpa pintu, ruangan itu yang paling terang dari yang lainnya. Matanya terkejut kala sebuah lemari terdapat jelas sebuah almamater yang cukup ternama tergantung dengan apiknya. Ruangan itu bahkan dihias sedemikian rupa dan berbau wangi. 

"Jas legendaris pada masanya dan hingga sekarang.” Banyak hal yang kini semakin berkecamuk di dalam pikirannya. Mas Jo melihat dengan jelas logo yang menjadi kebanggannya dulu kala. Tidak seperti miliknya ia rasa, jas yang berada di depannya ini terpasang lengkap pada sebuah etalase dengan cara tergantung. 

Lantas suara aneh mulai bermunculan di sekitar telinganya. Banyak hal yang begitu membuat dirinya semakin merasa was-was. Lantas lampu itu tertutup kembali. Membuat semua ruangan menjadi sepi tak terkira. Sebuah ketukan pintu terdengar dengan keras di belakangnya. Kepala Yosi menoleh dengan cepat mencari sumber suara. 

Perasaannya tidak karuan dengan ruangan gelap minim cahaya ini. Ia yakin di belakangnya ada sosok orang yang sedang mengamatinya. Dirinya yang tidak tahu menahu tentang setiap sudut rumah ini membuatnya kewalahan. Jujur saja dirinya saat ini takut, dengan hanya energinya yang tersisa untuk menghadapi sedikit ketakutan yang kini menyelimutinya. 

“Keluarlah, tunjukkan dirimu. aku sudah tahu rumah ini berpenghuni.” Suara Jo kini bisa dibilang sudah memenuhi ruangan. Ia tidak yakin dengan pasti bahwa dirinya kini bisa menghafal hampir setiap sudut rumah ini. 

perlahan namun pasti, langkah kaki dalam ruang gelap itu terdengar makin jelas. kaki kecil yang terlihat kotor karena tanah itu tidak dihilangi lebih dulu olehnya. Bau tanah basah kini semakin kuat di hidungnya. kaki yang terlihat lebih kecil itu berhenti, kini tersinari sedikit cahaya. minimnya ventilasi yang dibuka membuat Jo semakin sulit mengambil napas. Ia hanya bisa mengambil napas sedikit demi sedikit dan mencoba mendekati anak tersebut. 

“Aku Jo, aku sudah beberapa kali penasaran dengan rumah ini jadi beri aku kesempatan untuk berkenalan denganmu.” Suara lembut Jo kini berusaha mendekati anak itu dengan penuh tenang. Perlahan namun pasti, tangan mungil itu menunjuk pada satu kamar yang masih terkunci dengan rapat. Netranya mengikuti arah telunjuk mungil itu. 

Jo perlahan melangkah mendekat pada pintu yang ditunjuknya. rasanya ngeri jika dirinya berhasil di jebak oleh anak kecil ini dan berakhir naas. Perlu waktu yang cukup lama untuk bisa menyangkal semua hal itu. Perlahan tangannya memutar kunci dan berusaha membuka. betapa terkejutnya Jo saat itu, banyak selebaran kertas yang kini terasingkan. Lemari itu bahkan tidak bisa ditutup dengan rapat sebab banyaknya potongan koran-koran yang terlihat lusuh. 

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT