CERITA PENDEK -- Waktu, Jas, dan Dirimu --

Adera Nusa 29 Juli 2023 23:46:40 WIB

Waktu, Jas, dan Dirimu

Ei_Shaa_

Bagian 1

 

Sudah sejak lima hari ini perjalanan menuju kota idaman tak menjadi kelabu. tidak seperti kota-kota sebelumnya yang menyandang penuh luka di matanya. banyak sapaan halus yang sama sekali tidak dimengertinya. sebagai pecinta jalanan luas tanpa batas. lengkap dengan kaki yang selalu menuntunnya untuk menjelajah dengan hati kecilnya yang dimabukkan banyak warna. 

Sebagai pelancong yang melokal tentu tidak asing jika dirinya mengetahui banyak hal dari berbagai sumber informasi. Kini ia menetapkan diri untuk tinggal dengan saudara jauhnya. Tempat tinggalnya pun hanya di desa kecil yang serba kecukupan. Air yang digunakan hanya cukup untuk mandi, memasak makanan, listrik yang hanya hidup saat malam dan sulit untuk mendapatkan sinyal. 

Tapi kehidupannya cukup damai meski tidak lagi tinggal di lingkup perkotaan. pekerjaannya yang fleksibel tidak membuatnya merasa stres. Hanya bermodalkan motor butut yang selalu membuatnya mengelus dada. Nikmat syukur yang telah dia punya membuatnya selalu tersenyum dalam segala kondisi. 

“Mas Jo!” Sapaan akrabnya dari tetangga kini sudah tidak lagi asing di telinganya. Nama aslinya adalah Yosianto Warandyo. Entah sejak kapan dirinya mulai nyaman dipanggil ‘Mas Jo’. Meski begitu, tidak ada rasa kesal dari panggilan itu. Ia bahkan tak pernah marah saat anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu turut memanggil sapaan akrabnya kini. 

“Hahaha… baru beberapa hari dirimu datang ke desa sudah bisa berbaur.” Kalimat pujian dari Pak RW itu menambah semangatnya yang tengah membawa kamera digital setiap ia keluar rumah. Baginya ini adalah sarana terpenting yang dimilikinya. Ia bisa mengabadikan semua yang dilaluinya. 

Kakinya berhenti pada sebuah rumah yang cukup menyita perhatiannya. Rumah itu bagus tapi tampak sepi. Seolah dirawat tapi tidak ada yang menghuni. Pandangan matanya kemudian diikuti oleh ketua RW. Napasnya terdengar sedikit berat, sambil tangannya mengarahkan jalan untuk mengabaikan rumah itu. 

“Ini adalah kebun buah yang dikelola oleh warga setempat. Mari, Mas Jo bisa berkeliling dahulu.” Kalimat itu diikuti senyuman hangat sembari berjalan memasuki kebun tanpa alas kaki. Tangannya sibuk memotret berbagai hal. Tentu sebagai kegemaran dan pekerjaannya yang menuntut Yosi untuk menyukai apa yang dilakukannya sekarang. Kebebasan dirinya disini membuatnya tak akan melupakan semua yang tidak ditemuinya di kota besar tempatnya dilahirkan. 

Semua pandangan dari setiap sudut terasa begitu indah. Tidak akan terlupa dari dalam pikirannya. Indah senyuman anak kecil itu semakin menambah semangatnya yang telah hilang di perkotaan besar. Sedikit demi sedikit pandangannya berubah tentang dunia ini. Suasana tenang dan nyaman semakin membuatnya betah berlama-lama di sana. 

“Mas Jo, desa ini sudah lama tidak kedatangan orang seperti mas Jo. Lihat semua anak-anak itu juga menyukai mas Jo.” ucap kepala RW itu diiringi senyuman. Pandangannya melihat semua anak-anak yang berada di sekelilingnya sambil menyentuh barang-barang yang dibawanya. 

Yosi tidak keberatan dengan semua perlakuan anak-anak itu. Dirinya terfokus mencuci kaki yang terkena tanah sembari sesekali menjawab pertanyaan aneh yang didengarnya dari beberapa anak. Ia paham dengan beberapa ekspresi bahagia mereka. Sebelum dirinya pindah, saudaranya sering membawanya untuk bertemu beberapa anak-anak yang sempat dia asuh. tetapi pikirannya kembali mengarah pada rumah kosong itu. Begitu banyak pertanyaan yang ingin disampaikan dari mulutnya. 

“Mas Jo bisa memberi tahu kami jika membutuhkan sesuatu. Warga desa akan senang dengan itu.” anggukan mantab menjadi tanda perpisahan mereka untuk saat ini. Tapi pikirannya masih sibuk dengan rumah sepi yang berada di ujung sana. Lantas langkah pria yang lebih tua darinya itu menjauh, tinggal dirinya dengan pandangan pada seluruh penjuru desa yang ingin dijelajahinya. 

Bayu yang bergerak seirama dengan semangatnya yang kian membara. Foto yang diambilnya beberapa sudut desa membuat sudut bibirnya terangkat senang. Langkahnya kian kembali, suara dari motor butut itu membawanya kembali ke rumah dengan selamat. 

°°°°°

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT