CERITA TEENLIT - NISKALA PUSPAS

Adera Nusa 24 Juni 2023 20:14:29 WIB

NISKALA PUSPAS 

Bagian 20

Karya : Ei_Shaa

 

 

"Denger ya Bocah! Selesaikan ini di luar lingkup sekolah, gue tunggu di tempat biasa lo nongkrong." Rio menatap sengit dengan emosi yang masih tersisa. Tak mau jadi tontonan gratis semua siswa-siswi, kakak kelas itu berjalan menjauh meninggalkan Abim yang masih dilanda gelombang emosi. 

Sedang diantara banyaknya pasang mata yang mengamatinya, hanya satu gelombang yang ditangkapnya tak sengaja. Kepalanya mengarah ke atas. Tepat pada lantai dua yang cukup ramai dengan tontonan yang sempat mendengar pertikaian mereka.

Hanya satu pasang mata yang langsung tertuju pada manik mata gadis yang menatapnya tanpa ekspresi. Sedang emosinya yang semula tak stabil kini berubah dengan jantungnya yang berdegup kencang, seolah merasa ini bukanlah pertanda baik. Dengan apapun yang akan terjadi nantinya. 

***"*

Jemarinya mengetuk permukaan helem di atas motornya dengan cukup kuat berulang kali. pandangan matanya terus mengarah pada seluruh penjuru dari parkiran yang menghadap langsung pada arah pulang dari gerbang, mencari sosok yang terus mengganggu pikirannya. Tidak satu pun dari siswa-siswi yang dapat menghantarkan untuk bertemu dengan Ghina. Sedang sudah ketiga kalinya untuk hari ini Abimanyu mencari di kelasnya. 

pandangannya mengamati Arloji yang terpasang di lengan kirinya. Ini sudah lebih dari satu jam yang lalu sejak ekstrakulikuler yang diikutinya selesai. Sejenak matanya menemukan sosok Ghina yang sedang berjalan sendirian lantas membuatnya turun dari motor dengan cepat. 

Tanpa basa-basi pergelangan Ghina digenggam dengan kuat. tangan lelaki itu menariknya, seolah Ghina harus mengikutinya sekarang tanpa memikirkan apa yang akan terjadi nantinya. 

“Abim, STOP!” entah ini ucapan yang keberapa. sejak tangannya ditarik, Abimanyu seolah tuli dengan kesakitan Ghina yang Ia sebabkan. Tangan halus yang di bawanya lantas menepis kuat sekuat yang dia bisa. Tatapan matanya seolah mengatakan ia sangat membenci sikap ini darinya. 

"Ghin, gue tahu ini keegoisan gue dan guw tau lo pasti ngga suka, tapi gue minta ini buat yang terakhir kalinya." Abim menatap wajah Ghina dengan penuh fokus. Setelah ia menunggu lama pada Ghina. "Gue tahu lo tadi merhatiin gue kan?" 

Ghina menoleh sekaligus dengan senyumannya yang terbuang. Ia tidak percaya dengan apa yang diucapkan Abimanyu ini dengan percaya diri. "Memangnya apa yang gue lihat tadi sampe lo bisa yakin gitu gue merhatiin lo?" 

"Lo lihat gue nampar Rio 'kan?" 

"Nggak, gue ngga liat apa-apa." Ujar Ghina sembari berjalan meninggalkan Abimanyu dengan pandangan ragu. 

"Tunggu dulu, gue masih percaya kalo lo itu ada perasaan sama Rio." Ghina yang hendak pergi kini berhenti sembari memandang pada Abim dengan tatapan jengah. Ia sedang tidak ingin berbicara dengan siapa pun.

"Cukup! Gue nggak lihat apa pun tadi, yang gue lihat cuman keputus-asaan lo aja. Jadi stop ngomongin tentang Rio. Gue nggak ada urusannya." Ghina sufah cukup mendengar apa yang selalu menjadi buah pikiran Abim tentang Rio. Meski tidak sepenuhnya benar, kali ini dirinya cukup yakin tentang ucapannya.  

Ada rasa aneh saat dirinya menatap mata Abim dengan tajam. Seolah ada yang ditahan dari mulutnya. 

Dirinya sendiri pun kurang memahami apa yang sedang berlabuh dalam pikiran kecilnya sekarang. Tapi mengetahui Abimanyu yang masih berada di parkiran sendirian membuatnya yakin jika anak itu sengaja menunggunya. Terlebih alasan tidak masuk akal jika hanya untuk menjelaskan semua yang terjadi pagi tadi.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT