PMT BALITA JANGAN MAKANAN OLAHAN PABRIK

11 Juli 2017 22:42:52 WIB

Putat (SIDA)-“PMT Balita jangan makanan olahan pabrik”. Kalimat tersebut selalu ditekankan oleh Kasi Pelayanan Desa Putat setiap kali memberikan isian dalam pertemuan Kader Desa.

Tujuan dari penekanan itu untuk selalu mengingatkan Kader dan Orang tua betapa banyaknya kandungan bahan kimia atau buatan dalam makanan olahan pabrik yang tentunya akan berdampak pada perkembangan atau pertumbuhan balita.

Penekanan itu dilakukan Juni selaku Kasi Pelayanan Desa Putat bukan hanya pada alokasi Dana Desa untuk kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui PMT Balita, namun secara umum PMT yang dibiayai mandiri oleh masyarakat.

Pada bulan Juni yang lalu, Koordinator Kader Kesehatan di masing-masing padukuhan dihadirkan ke Kantor Desa untuk menyamakan persepsi dan memulai untuk menyamakan menu sesuai dengan kemampuan anggaran. Diawalai dengan alokasi Dana Desa sebesar Rp. 5000 per balita, Kader Kesehatan menyepakati menu PMT terdiri dari susu kedelai, bubur kacang hijau dan buah.

Juni berharap menu PMT Balita benar-benar menyehatkan bukan sebaliknya. “Kita ketahui bersama, untuk mengolah rasa dan warna agar menarik minat jajan anak-anak kita kadang pabrik mengesampingkan efek dari bahan tambahan apabila dikonsumsi terus menerus dengan jangka panjang. Tugas kita sebagai pelayan masyarakat tidak sekedar mengerjakan tugas pengabdian tapi juga menyadarkan orang tua untuk memahami kondisi ini”. Jelas Juni.

“Saya lebih suka makanan olahan lokal, atau ibaratnya uang lima ribu itu hanya cukup untuk beli susu kedelai dan telur ayam kampong. Ingat ya ibu-ibu, telur ayam kampung asli bukan telur ayam lehor.” Juni kembali menegaskan.

Diharapakan dengan diawali penyamaan menu serta jenis makanan dalam PMT dapat mendorong upaya pemahaman masyarakat untuk mengendalikan konsumsi makanan ringan olahan pabrik bagi anak-anaknya agar imunitas balita di Desa Putat juga terpelihara dengan baik. Meskipun tidak semua makanan olahan pabrik menjadi bahaya tapi akan menjadi sulit ketika orang tua harus meneliti satu per satu kandungan yang ada dalam setiap jajanan. Namun langkah antisipasi lebih baik dari pada sudah terlanjur di kemudian hari.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT