CERITA HOROR

Lian 04 April 2023 11:05:44 WIB

JANJI YANG HARUS DITEPATI (6)

 

“Asal Ibu tau, nenek selalu mengawasi Ibu karena itu nenek tau saat kalian selalu menyiksaku. Nenek membawaku untuk menyelamatkanku dari orang tua macam kalian.” Susah payah Dio dapat menyingkirkan tangan ibunya, tapi itu bukan akhir.

“Tutup mulutmu! Jika saja saat itu aku tak mengandungmu, aku tak harus menikah dengan pria berengsek itu.” Wanita itu berusaha mencekik leher Dio, ia memaksakan kekuatannya hingga terjadi dorong-mendorong.

“Jika Ibu tidak mau, pasti hal itu tak akan terjadi. Jangan selalu melempar masalah dan membuat diri Ibu di tempat aman seorang diri!” Dio sudah bosan dengan ocehan ibunya yang selalu menyalahkan orang lain atas kesalahannya. Sejak dia kecil selalu seperti itu.

“Diam kau, anak sialan!” Wanita itu mendorong lebih kuat dan membuat Dio makin meronta berusaha melepaskan diri, tapi usaha Dio malah membuat tangannya menyenggol selang gas hingga terlepas. Dalam hitungan detik di mana api yang menghabiskan sisa gas yang mengalir dalam selang itu menyambar gas yang meledak, menyembur dari tabung karena knopnya terenggut oleh tangan Dio. Kekacauan ibu dan anak menjadi bencana saat tabung gas meledak dan percikan api menyambar ke segala arah. Kobaran api menggerogoti Dio dan ibunya, menyebar ke seluruh rumah itu dan rumah-rumah tetangganya.

Aria tersentak, matanya langsung terbuka saat ia mendengar jeritan-jeritan minta tolong. Aria meneteskan air matanya, jeritan Dio minta tolong dalam kobaran api yang memakan daging pemuda itu teringat jelas dalam benaknya. Ia menatap manik kelam Dio yang hampir saja tak dapat terlihat karena gelap malam yang mulai datang.

“Itu adalah kenyataannya, Aria. Aku ingin sekali bertemu denganmu, janji kita yang selalu kau ingat membawaku padamu. Aku harus pulang padamu dalam bentuk apa pun, tapi kebahagiaanmu saat melihatku membuatku tak dapat mengatakan apa-apa padamu.” Dio memeluk Aria yang masih terperangkap dalam  ingatan-ingatan Dio yang mengalir padanya secara ajaib.

“Aku … aku tak tau kau itu apa saat ini.” Aria bahkan tak punya tenaga yang tersisa. Ia hanya pasrah dalam pelukan Dio dengan air mata terus mengalir.

“Tak apa, aku telah menepati janji kita untuk bertemu lagi. Setelah ini, aku ingin kau menemukan kebahagiaanmu, jangan terpaku pada masa lalu karena aku tak bisa kembali padamu lagi. Aku mencintaimu, Aria. Aku mencintaimu.” Dio semakin mengeratkan pelukannya, ia tak rela melepaskan Aria. “Selamat tinggal Aria. Aku akan selalu mengawasimu dari atas sana. Semoga kau menemukan kebahagiaanmu.”

Kata-kata Dio membuat Aria makin terisak. Ia membawa tangannya untuk membalas pelukan Dio. Tapi sayang, tubuh Dio terlanjur memudar secara perlahan. Aria hanya dapat memeluk udara kosong.

“Dio … Dio, jangan tinggalkan aku.” Aria terisak lalu jatuh dalam kegelapan, kesadarannya menghilang bersama serpihan terakhir dari sosok Dio.

Tak ada yang tau apa yang ada di sekitar kita. Kita sering menutup mata meski keberadaan mereka sebenarnya ada dan mencari jalan agar mereka dapat beristirahat dalam ketenangan dengan jalan menuntut keadilan akan kebenaran. Jangan abai dan menganggap mereka takhayul karena sebenarnya di samping kita ada tetangga yang tak kasat mata hidup berdampingan. Jangan takut, kita hanya harus takut pada Sang Pencipta. Hanya saja, mereka ingin diakui keberadaannya dan membantu mereka mencarikan jalan untuk terlelap dalam damai hingga tiba saatnya hari penghakiman nanti.

 

 

 

 

Tamat

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT