CERITA HOROR

Lian 31 Maret 2023 23:41:42 WIB

JANJI YANG HARUS DITEPATI (5)

 

“Aria, maaf menyembunyikan segalanya darimu.” Air mata itu jatuh dari sudut mata Dio, menatap sendu pada Aria yang menggigil. “Takdirku tak lagi di dunia ini.”

Aria tersentak, ia mengangkat wajahnya dan menemukan senyum sedih Dio yang terus memandangnya. “A-apa yang terjadi padamu?” Aria mencengkeram kaki Dio.

“Hah, akan memakan waktu bila aku menceritakannya. Itu terlalu panjang.” Dio menghela napas, berjongkok di depan Aria dan perlahan memegang bahu gadis itu. “Aku akan menunjukkannya saja padamu.”

Dio menyatukan kening mereka, Aria bisa merasakan kulit dingin Dio menyentuh kulitnya, dia memejamkan matanya dan melihat beberapa kejadian terlintas begitu saja di otaknya bagai film. Aria melihat Dio turun dari kereta dengan membawa foto neneknya, ia berjalan ke sebuah rumah kecil, itu rumah lamanya yang dulu ia tempati saat keluarga Aria masih tinggal di kompleks itu.

“Akhirnya aku kembali.” Dio menghela napasnya lelah memandang rumah tua di mana ia selalu disiksa orang tuanya. Dia harus kembali karena rumah itu adalah harta peninggalan neneknya untuk Dio. Sebelum neneknya meninggal ia mengatakan bahwa wanita tua itu meninggalkan beberapa warisan untuk cucu satu-satunya, Dio. Pemuda itu kembali ke neraka itu untuk mengambil kembali haknya yang dirampas orang tuanya.

“Ka-kau ... untuk apa kau kembali lagi ke rumah ini?” Wanita paruh baya yang membuka pintu untuk Dio terlihat tak senang dengan kehadirannya.

“Ini milikku, Ibu. Kau tak berhak menempatinya.” Suara dingin Dio menusuk, menyulut amarah wanita yang dipanggil ibu.

“Omong kosong, ini rumah yang diberikan nenekmu untuk Ibu saat Ibu menikah dengan ayahmu.” Wanita itu geram melihat arogansi Dio, dia tak lagi dapat melihat sosok anak kecil yang dulu selalu ia pukuli.

“Ah, benar. Saat Ibu menikah dengan ayah. Tapi, bukankah Ibu sudah bercerai dengan ayah dan menjual harta benda nenek dengan diam-diam?” Dio mendorong ibunya masuk ke dalam rumah dengan hanya melangkah saja, hawa mencekam yang Dio keluarkan membuat ibunya mundur secara otomatis.

“Ibu terpaksa, ayahmu lari dengan meninggalkan hutang karena kalah judi!” Ibu Dio memalingkan wajahnya kasar, ke mana saja asal tak melihat tatapan tajam Dio yang membuatnya gusar.

“Yah, itu benar. Karena itu juga nenek mengalihkan kepemilikan semua hartanya kepadaku, sah sesuai hukum.” Dio menyodorkan amplop cokelat berisi surat wasiat yang menyebutkan semua warisan akan jatuh ke tangan cucunya, Dio.

“Nenek kecewa dengan Ibu yang mencuri diam-diam.” Dio menunduk dan berbisik di dekat telinga ibunya, suara dinginnya membuat ibunya merinding.

Dio abai dengan reaksi yang ditunjukkan ibunya dan memilih menjelajahi rumah penuh kenangan itu. Bagian dalamnya sempit, tapi tertata rapi. Ruang tamu sederhana dengan meja kecil dan empat kursi kayu, dan semakin masuk lagi Dio dapat melihat dapur. Tampaknya sang ibu sedang memasak sesuatu.

“Ibu tak bisa menerima ini. Ibu masih hidup, kenapa semua warisan malah jatuh padamu?” Kekesalan wanita itu cukup jelas, meski bagaimanapun ia adalah anak kandung yang seharusnya mendapatkan bagian.

“Sejujurnya rencana awal nenek akan memberikannya padamu, asal Ibu berubah. Nyatanya Ibu malah mencuri. Nenek tak lagi bersimpati padamu, Bu.” Dio mengangkat sebelah alisnya, melihat sang ibu menganga.

“Ini pasti ulahmu. Kau ingin menguasai semua harta keluarga!” Wanita itu mendorong Dio dengan kasar ke arah kompor yang masih mengobarkan api di bawah panci yang mendidih, tapi Dio tak mau kalah dan mengerahkan usahanya untuk menahan dorongan itu.

 

 

 

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT