CERITA HOROR
Lian 30 Maret 2023 06:31:43 WIB
JANJI YANG HARUS DITEPATI (2)
Sepuluh tahun mereka tak bertemu, melepaskan rindu hanya dengan bertukar kabar melalui WeChat dan Dio menghilang. Dua tahun lamanya Aria digelayuti kecemasan, khawatir juga rindu pada Dio.
Pemandangan yang terlihat intim, Dio perlahan membalas pelukan Aria yang seperti mengikatnya. Dio tersenyum melihat Aria begitu haru, abai pada tatapan tak puas dari intensitas yang beberapa saat lalu menempeli Aria seperti lem.
Refaldo mengeritkan gigi menahan marah, ia tak suka miliknya disentuh orang lain. Refaldo telah menandai gadis cantik itu, ia ingin memiliki Aria untuknya sendiri. Otaknya memikirkan cara menyingkirkan penghalang antara dia dan Aria. Seringainya membawa hawa dingin yang menusuk.
***
Aria senang bisa bertemu Dio setelah bertahun-tahun tak bersua. Anak kecil yang dulu memiliki senyum polos kini menjelma menjadi pemikat, Dio tampan.
Perasaan rindu Aria terkikis dengan kebersamaannya bersama Dio, sahabat yang selalu ingin ia lindungi. Ya, sepuluh tahun lalu Dio harus tinggal bersama dengan neneknya karena dia menjadi korban pertengkaran kedua orang tuanya. Pukulan, kelaparan sudah jadi makanannya sehari-hari.
"Aku senang kau baik-baik." Aria tersenyum lebih cerah saat menatap wajah Dio yang terlihat segar. Jejak kesedihan akibat penganiayaan yang dulu sering dialami Dio sudah tak terlihat.
"Maaf, aku tak menghubungimu sejak dua tahun lalu. Setelah mengurus pemakaman nenek, hidupku jadi makin sulit." Dio menyesal karena mengabaikan Aria, tapi dia harus berurusan dengan penagih hutang yang mengejar-ngejarnya karena hutang judi sang ayah. Dio tak sempat membagi waktu antara mengais rupiah untuk melunasi hutang dan urusan pribadi.
"Tak apa, aku yakin kau punya alasan. Selama kau baik-baik saja itu sudah cukup." Aria tersenyum kembali, kelegaan tersirat dari sorot matanya. Namun, tidak dengan Dio.
Senyuman Dio terasa dingin. Aria curiga, tapi ia langsung menepisnya. Ia hanya ingin menarik Dio dari ruang suram yang masih memenjarakannya dan melangkah ke sisi lebih hangat bersama Aria.
Embusan angin di bulan November yang dingin berubah hangat. Aria menikmati reuninya bersama Dio, membuat orang-orang yang mendambakan gadis itu memberi tatapan iri, tapi tak sedikit yang menatap benci pada Dio.
Di sudut kafe tempat Dio dan Aria duduk ditemani secangkir latte, sepasang mata mengintai keduanya dengan mata gelap. Kebencian, iri, obsesi menguasai akal orang itu.
***
Aneh, Refaldo merasa aneh. Berulang kali ia mencoba mengusik Dio, sebanyak itu juga dia mengalami kejanggalan. Pernah Refaldo mencoba menyerempet Dio dengan motornya, tapi malah dia sendiri yang mengalami kecelakaan karena rem motornya rusak. Pernah juga ia membayar pelayan kafe yang sering dikunjungi Aria dan Dio untuk menaruh obat pencuci perut pada pesanan Dio, tapi secara misterius malah Refaldo yang harus dirawat di rumah sakit karena dehidrasi akibat bolak-balik kamar mandi, masalah pencernaan akut.
"Argh, kenapa tak ada yang berhasil?" Refaldo mengacak rambutnya kasar, dia tak punya ide lagi untuk berurusan dengan Dio.
"Harusnya Abang lebih mengenal saingan Abang." Aldi, adik sepupu Refaldo adalah penasehatnya dalam upaya menaklukkan hati Aria. "Kenapa tidak kita selidiki orang itu? Keluarganya, tempat tinggalnya, bahkan hobinya."
"Cari kelemahannya! Kenapa orang misterius itu sulit sekali disingkirkan?" Refaldo tak habis pikir kenapa Dio sangat alot untuk disingkirkan.
Aldi segera menghubungi orang sewaan yang biasanya ia bayar untuk memata-matai gadis incarannya. Titah Refaldo sangat jelas, cari informasi apa pun mengenai Dio Pratama.
Bersambug
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- HARI TERAKHIR PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- KOORDINASI BPN TERKAIT PTSL KALURAHAN PUTAT
- BANK SAMPAH PADUKUHAN BATUR
- BIMTEK KPPS KALURAHAN PUTAT
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR