CERBUNG - INDIGO

Lian 30 Maret 2023 06:31:04 WIB

KASIH SAYANG SEORANG IBU (4)

 

Di rumah pun semakin ketat. Putra tak pernah membiarkan Lily sendirian. Lily telah memberi tahunya bahwa Lisa telah pergi karena itulah tak ada alasan bagi Putra untuk terus menahan ketakutan tiap kali di dekat adiknya itu, sekarang ia lebih nyaman.

"Ngapain lo ke sini?" Putra bersedekap dengan angkuh di hadapan Doni yang bertamu di rumahnya. Ia mengabaikan rasa panas karena Lily sempat menampar punggung kakaknya begitu aura sengit dipancarkan Putra.

"Doni pengen minta maaf atas semua yang pernah Doni lakuin, Bang." Doni mengutarakan maksudnya dengan takut-takut melihat tatapan Putra seperti ingin merobeknya.

"Nggak dulu nggak sekarang cuma bisa nyeret orang dalam masalah aja." Itu bukan Putra melainkan Liondra yang kebetulan sedang main ke rumah keluarga Adyatma.

"Urusan kita belum kelar ya, Bro. Bisa-bisa lo main panas sama cewek orang." Kali ini adalah Arjuna yang menyerobot pembicaraan.

Lily hanya menghela napas melihat mereka bersitegang. Sedangkan Doni yang menjadi objek masalah sedang menyusun kalimat penjelasan di otaknya.

"Saat di SMA dulu memang kesalahanku karena menuduh Lily yang bukan-bukan, tapi kali ini aku benar-benar tak tau kalau Adelia itu sudah punya kekasih. Aku juga tak menyangka Adelia kenal sama Lily." Ucap Doni setelah menimbang mana yang lebih aman. Memang terdengar seperti kalimat penyangkalan, tapi Doni berkata jujur.

"Halah, memang aslinya lo itu buaya." Arjuna sengit pada Doni. Bukan karena ia merebut Adelia, tapi karena ia mendekati Lily. Lily telah menceritakan kisahnya dengan Doni saat di SMA dulu. Di mana Doni selalu mengatakan bahwa Lily adalah seorang dukun, penyihir, dan banyak lagi sebutan menyakitkan lainnya.

"Keluarga Adelia tinggal di sebelah rumah nenekku, kami sudah kenal sejak kami kecil. Kami masih sering berhubungan, dan saat aku kembali ke Indonesia kemarin kami bertemu setelah beberapa tahun. Aku sungguh tak tau kalo Adelia menyakiti Lily." Doni mengatakannya dengan cukup tenang meski dia kesulitan menyusunnya.

"Bukannya dia serasi sama lo? Lo juga sama aja kek cewek itu." Putra tak bisa menahan perasaan yang mengeras begitu mendengar penuturan Doni yang menurutnya tak tahu diri. Tidak sadarkah dia bahwa dulu dia juga menyakiti adiknya?

"Benar, aku juga sama saja." Doni tertunduk mengakui kesalahannya. Ia benar-benar menyesal akan kejadian saat itu. "Maafin aku, Ly."

"Halah, basi lo. Sekarang aja lo bilang maaf, tapi ujungnya balik lagi nusuk orang." Putra tak mengendur, dia belum bisa menerima kejadian dua tahun lalu yang membuat adiknya dirundung dan dikucilkan orang-orang.

"Bang, bukankah kita harus memaafkan orang yang mengakui kesalahannya?" Lily tersenyum lembut ke arah Putra. Hawa sejuk dan nyaman terpancar dari binar manik Lily.

"Gua tau gimana naifnya lo, Dek … karena itu gua nggak bisa biarin lo gitu aja. I am your brother after all." Putra menatap adiknya yang tak pernah melunturkan senyuman dari wajah ayunya yang terlihat polos.

"Kasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, Tuhan pernah berfirman demikian. Bahkan Ia mengajarkan untuk mengasihi musuh kita." Lily benar, memang ada firman yang mengatakan demikian. Putra lupa bahwa Tuhan menghendaki manusia untuk saling mengasihi karena ia terlalu dibutakan oleh amarahnya. Marahnya keras, Putra tak ingat akan rasional bila itu menyangkut Lily.

 

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT