CERBUNG - INDIGO
Lian 30 Maret 2023 06:29:41 WIB
CEMBURU BUTA (5)
Mata Arjuna memanas melihat adegan itu. Liondra tersenyum sinis menertawakan betapa jalangnya Adelia.
Arjuna tersulut, betapa jijiknya ia pada kelakuan Adelia. Tanpa diduga oleh Liondra dan Putra, Arjuna dengan garang mendekati Adelia.
“Wah, wah. Hebat ya cara lo mempermainkan cowok?” sarkas Arjuna sambil bertepuk tangan beberapa kali bagai memberi penghargaan, tapi itu adalah hinaan.
“Ju-Juna?” Adelia tersedak oleh napasnya yang tersengal kaget mendapati kehadiran Arjuna yang tak terduga. Adelia melayangkan tatapannya dengan gusar pada intensitas-intensitas yang seharusnya tak berada di sana.
“Del, mereka siapa?” Pemuda yang tadinya bersikap mesra pada Adelia itu kini diliputi keingintahuan karena suasana yang menurutnya canggung.
“Kenalin, gua Arjuna cowoknya Adelia … ah, sekarang mantan karena sekarang gua mutusin dia.” Arjuna mengulurkan tangannya pada pemuda itu sebagai permintaan jabat tangan, tapi matanya melirik pada Adelia yang berubah pasi.
“Ju-Juna, gua bisa jelasin,” kata Adelia setelah mendorong keberaniannya dengan paksa. Ia memegang lengan Arjuna namun si empunya menghempaskannya tanpa perasaan.
“Inilah sebabnya gua mutusin lo sebelumnya. Ini bukan kali pertama gua liat lo mesraan sama cowok lain, gua pernah mergoki lo masuk motel sama Roy. Ngapain kalian di sana?” Senyum jijik Arjuna bagai merobek jiwa Adelia. Harga dirinya terkoyak saat lelaki yang ia kejar dengan nyata mengobarkan permusuhan dan cacian padanya yang mendua. “Emang nggak tau diri ya lo? Udah jelas gua mutusin lo tanpa membeberkan betapa busuknya lo, tapi lo malah nge-bully Lily yang jelas nggak salah apa-apa.”
Arjuna tak memiliki lagi yang namanya sabar, melihat Adelia yang pucat dengan tutur memohon saja ia tambah enggan berada di sana. Tak ada lagi kata maaf untuk wanita berparas seronok itu, Arjuna benar-benar tak ingin lagi berurusang dangan Adelia.
“Nggak salah? Dia ngerebut lo dari gua.” Adelia membentak dengan wajah berurai air mata. Ia seperti orang kesetanan yang meluapkan semua uneg-unegnya.
“Sarap ya lo? Ngaca. Jelas-jelas lo yang jalang, main sama cowok sana sini saat lo udah punya pacar. Harusnya orang macem lo yang dihujat, bukannya Lily yang nggak tau apa-apa.” Arjuna tak kalah kalap dengan Adelia. Mata pemuda itu memerah karena menahan air mata saat mengingat kondisi Lily saat ini.
“Santai, Bro. Jangan marah mulu, inget itu dosa.” Liondra meletakkan tangannya di bahu Arjuna, berdiri di samping orang yang sebetulnya tak pernah akur dengannya. “Udah tau jalang kok dipacarin,” sarkas Liondra menatap Adelia yang semakin pucat.
“Bila kemarahan adalah dosa maka gua telah berdosa tiap hari, tapi membiarkan orang lain bekerja keras munutupi kebodohan gua adalah hal yang lebih memalukan daripada dosa itu sendiri,” ucap Arjuna menatap lurus ke arah Adelia yang bahkan tak berani menatapnya, “dan kebodohan gua adalah pernah milih lo jadi cewek gua.”
Jelas, yang dimaksud Arjuna adalah Adelia. Betapa bodohnya dia karena dengan polosnya pernah menganggap Adelia adalah gadis baik-baik. Cukup pelajaran yang ia petik dari kenyataan, Arjuna tak dapat lagi bermurah hati dengan memberi kesempatan untuk Adelia. Dua kali cukup menjelaskan bahwa Adelia tak akan pernah mau belajar dari kesalahan masa lalunya, dia malah menganggap hal tersebut sebagai suatu hal yg lumrah hingga terlepas dari belenggu rasa bersalah karena mengkhianati orang lain.
Bersambung
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- PELATIHAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER UNTUK KADER POSYANDU
- APEL PAGI PAMONG KALURAHAN PUTAT
- Kunjungan Study Tiru Desa Prima Sendangsari ke Desa Prima Gumregah
- PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT KOORDINASI PROGRAM KETAHANAN PANGAN DENGAN PENGGARAP LAHAN
- APEL PAGI PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT DI HARI SUMPAH PEMUDA
- POHON BERINGIN TUMBANG MENIMPA JALAN DAN JARINGAN LISTRIK
- PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT MENERIMA PENERJUNAN KKN UNY