CERITA TEENLIT - NISKALA PUSPAS

Adera Nusa 30 November 2022 08:33:45 WIB

NISKALA PUSPAS

Bagan 12

Karya : Ei_Shaa

 

"Eh lo gimana?" Senggol Niko sembari membagikan minuman botol pada teman-temannya. 

"Hah? Apanya yang gimana?" Abim menghisap puntung rokok yang terakhir sebelum menjawab pertanyaan selanjutnya yang dikirimkan padanya. 

"Itu, gue denger dari seseorang. Lu mulai langganan BK juga. Lu oke 'kan?" Galih kini mengambil alih kalimat yang mereka inginkan. 

"Iya, kaya biasanya. Ga usah dianggep berat gitu dengernya." 

"Iya cuman gue nggak yakin lo bisa tahan di sekolah baru itu." Sahut Dion. 

"Lo kenapa nggak bilang aja sih yang sebenarnya sama BK?" galih kembali melayangkan pertanyaan yang mungkin membuat Abim menyunggingkan senyumannya. 

Puntung rokok terakhir yang berada di tangannya kini sudah tidak mengeluarkan sedikitpun asap. Sedang pertanyaan yang dilempar dari Galih kini diikuti anggukan dari kedua temannya yang lain. 

"Emang guru BK bakalan percaya aja gitu sama kejujuran gue? Udah pernah gue coba hasilnya malah makin parah." 

"Ya itu sudah bagus dong! Lo seenggaknya memang nggak se-ber****ek kedengarannya.” 

“Biarin aja, orang seperti gue ini mereka percayai buruk.”

“Lo tuh nggak pernah berubah ya, dari dulu cuek bener sama masalah.”

“Eh, Dion, gue ini nggak cuek. cuman ogah aja ngeladenin mereka yang udah nanem pikiran buruk tentang gue. itu di luar kendali gue.” 

Dion hanya menggeleng kurang jelas dari apa yang Abim bicarakan ini. Memang sudah menjadi ciri khas Abimanyu sejak lama. Dan kejutannya hanya orang tertentu yang mengetahui sejatinya siapa mereka. 

“Lo sih ngapain coba harus tanya gitu sama Abim. Mending lo urusin aja deh sama kehidupan lo itu yang kurang tertata.”

“Ehlah, ngajak ribut ya? Maju lo sini!” Niko dan Galih malah terlibat pertengkaran yang selalu menjadi rutinitas mereka. 

sedang Dion dan Abim hanya memandang mereka dengan geli. Kedua orang yang memiliki tanggal dan bulan lahir yang sama ini memang selalu menghibur mereka dengan pertikaian kecilnya. Bukan beratri mereka adalh saudara kembar. Sangat jauh dari perkiraan Abimanyu jika pemilik tanggal lahir serupa ini akan saling bersama. 

Tingkah yang tidak ada habisnya dari mereka sungguh membuat Abim dan Dion saling merangkulnya. Bukan karena kasihan atau apa. Tapi memang, mereka adalah orang yang dapat diandalkan dibalik tingkah kekanakan mereka. 

Abimanyu melangkah mengambil simpanan air yang ada dalam lemari kecil di bawah tempat mereka menyimpan peralatan dapur. Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Tangan itu kembali membuka dengan sebuah pesan yang muncul setelah deringan tersebut.

"Anonim?"

Abim membuka pesan dari sang pengirim yang tidak ia kenal. Sebuah video tanpa basa basi sebelumnya dikirimkan hanya pada Abimanyu.

"Dari siapa?"

Tiba-tiba suara itu muncul dari balik tubuhnya. Dion berdiri dengan ekspresi yang begitu penasaran sedang pertikaian yang terjadi antara Niko dan Galih sempat terhenti karena ucapan Dion pada Abim.

“Bunda.” Jawabnya sambil menggoyangkan ponselnya. “Bentar, gue jawab dulu.”

Seolah mempersilakan Abim untuk mengangkat panggilan telepon dari sang bunda. Niko memberikan jawaban yang sepadan dengan anggukan kepalanya. Sedang di tengoknya kedua temannya yang lain justru mengawali pertengkaran yang lain.

“Siapa?” Suara itu justru mengalihkan pandangan Niko dari punggung Abim yang terlihat terus bergerak menjauhi mereka.

“Bundanya.” Singkat Niko sembari diikuti anggukan dari Galih yang penasaran dengan siapa Abim mengangkat ponselnya.

Lain dari yang terlihat dari kedua pandangan Galih dan Dion yang terlihat biasa saja. Niko menangkapnya dengan pandangan yang berbeda. Meski mereka sudah berteman lama, untuk kali ini ia merasa aneh dengan Abim yang sedikit terkejut kala ponselnya berdering karena sang bunda.

Rasa penasarannya makin menjadi kala Abim semakin berjalan menjauhi mereka. Langkah Niko didorong dengan secuil perasaan aneh yang membuat instingnya berkata harus mengikuti Abim. Setidaknya hanya untuk kali ini.

“Kenapa ekspresi lo kaya gitu?” Suara Niko yang tiba-tiba membuat Abim terkejut dengan keberadaan Niko yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya.

“Bukan apa-apa, gue cuman agak syok aja tadi. Bunda nggak sengaja ngerusakin biola gue. Ya gue bilang nggak masalah lagian bunda kayak mau nangis suaranya.”

“Lo yakin nggak masalah?” Bukan cuman ragu tapi memang ini menjadi sangat aneh bagi Niko. Mereka sendiri pun tahu jika biola yang dimiliki Abim berasal dari seseorang yang istimewa baginya.

“Iya. Kalo gitu gue balik dulu ya!”

Niko menganggukkan kepalanya. “Baek-baek lo!”

“Yoi!”

Melepaskan langkahnya menjauhi mereka hanya sebatas memberikan mereka perlindungan dari sebuah gubuk kecil yang tidak bisa terus ia gunakan. Langkahnya yang semakin menjauh membuat Abim terus tertekan sebuah pemikiran yang tiada habisnya.

“Sial, dia terlalu mendadak dengan apa yang sedang terjadi kali ini.” Abim terengah sekitar dua kilo sejak ia meninggalkan teman-temannya di gubuk.

***

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT