SEJARAH BOBUNG
Lian 29 November 2022 03:05:33 WIB
Dahulu kala ada pemuda bernama Coboma. Pemuda itu tinggal di sebuah dusun di perbukitan bernama Plumbungan. Kala itu keadaan lingkungan tempat tinggalnya masih sangat asri. Dusun tempat tinggalnya dikelilingi hutang dan masih banyak binatang buas berkeliaran.
Keluarga Coboma adalah keluarga petani, ia perlu memperluas lahan pertanian agar dapat bertani. Suatu hari Coboma hendak melakukan cengkal. Ia ingin mengukur luasan tanah di hutan dan memasang patok.
Coboma berangkat kehutan dengan menuntun kerbau peliharaannya. Namun karena takut diserang oleh harimau yang tinggal di hutan tersebut Coboma akhirnya mengajak adik-adiknya, yaitu: Truno Setika, Kerto Semiko, Jakiyo, dan Ndiyo.
“Di, ayo temani ke hutan untuk babat alas.” Coboma bicara pada adik-adiknya untuk ikut membantu.
“Memang kita mau ke mana, Kang?” tanya salah satu adik Coboma.
“Kita akan melakukan cekal di hutan sebelah timur dusun.” Mereka paham sekarang kenapa Coboma mengajak mereka. Banyak yang diserang harimau begitu memasuki hutan.
Mereka berlima berangkat memasuki hutan dengan Coboma masih menuntun kerbaunya. Dengan hati-hati mereka mengawasi sepanjang jalan, memastikan tidak ada harimau di dekat mereka.
Tak butuh waktu lama sampai mereka tiba di hutan. Di hutan tersebut mereka mendirikan gubuk untuk tempat berteduh. Saat melakukan cekal bersama saudara-saudaranya, Coboma membiarkan kerbaunya terikat di lahan yang ditumbuhi rumput segar agar kerbaunya itu sekalian makan.
Coboma dan saudaranya saat itu sedang sibuk mengukur tanah sekaligus membabat semak dan pohon. Mereka tak begitu memperhatikan sekitar ketika harimau mengintai. Kerbau milik Coboma yang menyadari kehadiran harimau itu ketakutan dan mulai mengamuk. Kerbau itu menghentak-hentakkan kakinya dan berusaha lari dari harimau yang hendak menerkam. Tali kerbau itu akhirnya putus karena tenaga kerbau itu cukup kuat. Kerbau yang ketakutan itu akhirnya lari.
“Biar kami saja yang mengurus harimau itu, Kang. Kakang kejar saja kerbaumu.” Salah satu adik Coboma berinisiatif memberi usulan yang akhirnya disetujui semuanya.
Coboma sebagai pemiliknya mencoba menghadang laju kerbau itu agar tidak lepas kendali dan hilang di hutan, sedangkan saudara-saudaranya mengurus harimau yang kelaparan itu. Coboma memegangi tanduk kerbau yang ketakutan itu untuk menahan pergerakan si kerbau. Namun karena tenaganya terlalu kuat, akhirnya tanduk kerbau itu terpelintir dan malah mengelupas.
Kelupasan tanduk kerbau di tangan Coboma yang menyerupai rebung. Benda itulah menjadi asal-usul nama Bobung. Coboma memberi nama wilayah yang ia cekal tersebut dengan nama Bobung dengan harapan wilayah itu bisa membumbung tinggi dan masyarakat yang tinggal di sana menjadi maju.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- MITRA GUNUNGKIDUL DAN SEMIN BERBAGI MENYALURKAN SHODAQOH DONATUR UNTUK 100 ANAK YATIM PIATU SE-KAPAN
- PELADI MAKARTI
- PEMBINAAN POKJA II DAN UP2K PKK KALURAHAN PUTAT OLEH IBU BUPATI
- PERTEMUAN KADER BULAN AGUSTUS 2024
- KKN UNIVERSITAS MERCUBUANA MELAKSANAKAN TIGA AGENDA UNTUK DESA PRIMA GUMREGAH
- KUNJUNGAN DESA PRIMA AGUNG MANDIRI KE RUMAH PRODUKSI BOLU KELAPA
- AKREDITASI DESA BUDAYA PUTAT