CERITA TEENLIT - NISKALA PUSPAS
Adera Nusa 05 November 2022 11:54:34 WIB
NISKALA PUSPAS
Bagian 7
Karya: Ei_Shaa
Kini sudah saatnya pulang, langkah kaki panjang mulai berjalan meninggalkan sekolah. Ghina hari ini tidak bersama dengan kak Rio karena dia tidak bisa memberi tumpangan seperti biasanya. Dia sudah berdiri cukup lama di pintu masuk sekolahnya untuk menunggu Kak Rio memberi tumpangan seperti biasa. Namun, kak Rio baru saja memberinya pesan singkat bahwa Ghina harus pulang sendiri.
Ghina mengusap layar ponselnya untuk menghubungi salah satu orang yang ia kenal agar menjemputnya. Tak lama sebuah suara muncul dari depannya. Ia yakin betul itu adalah suara motor.
“Lo nggak dijemput?” Ghina menggeleng pelan. Abim menoleh ke belakang Ghina mencari apakah dirinya saat ini tidak bersama dengan kakak kelasnya.“Bareng aja, gue anter sampe rumah.”
“Gausah, gue cari ojek aja.” Tolak Ghina.
“Yakin? Gue bener-bener ga minta bayaran kok.” Yakin Abim sambil membuka helmnya mengamati Ghina. Menunggu beberapa saat untuk memberi celah Ghina berpikir. Hingga Ghina menjatuhkan keputusannya menyetujui Abim.
Abim memang berencana untuk mengantarnya pulang, tapi karena ini adalah kesempatan langka ia berhasil membawa Ghina ke sebuah toko yang ingin dikunjunginya.
“Kenapa berhenti di sini? Ini bukan rumah gue.” Ghina mengamati bangunan di depannya. Tertera dengan nyata sebuah tulisan sebuah toko alat musik.
“Iya tahu, Gue perlu beli sesuatu di sini.” Abim mengenakan kembali tasnya, tanpa Ghina sadari sebelumnya Ambil telah membawa sesuatu.
“Emang kalo besok aja gabisa gitu?” Sanggah Ghina dengan cepat. Abim berbalik mengamatinya dengan penuh karisma.
“Enggak, Gue maunya sekarang, gimana dong?” Abim mengeluarkan smirknya, ia lantas meneruskan langkahnya memasuki toko itu. “Ayo buruan masuk!”
Sotak Ghina melangkahkan kakinya mengikuti Abim, betapa terkejutnya dirinya bisa melihat begitu banyak alat-alat musik yang belum pernah ia lihat sebelumnya. “Kau terpukau? Kau bisa berkeliling melihatnya.”
“Siapa? Pacar baru ya?” Ucap pemilik kedai dengan santainya.
“Enggak bang, dia temen.” Abim menggeleng sambil mengamati Ghina yang masih melihat-lihat koleksi alat musik ini. “Senar biola bang …. yang kaya biasanya.”
“Perasaan lu baru seminggu beli kenapa udah mau beli lagi?”
“Biasa lah bang, terlalu ekspresif jadi putus.” Canda Abim. Penjual toko itu hanya tertawa geli mendengarnya.
Benar saja beberapa hari yang lalu pria bernama Abimanyu ini membeli sebuah senar biola di toko yang sama. Hanya saja entah senar itu tidak dipakainya atau entah bagaimana ia ingin membeli lagi. Bang Fajri sapaan dari pemilik toko yang sudah cukup lama kenal sama Abim ini sudah terbiasa berbicara dengannya. Tidak heran mereka tidak lagi canggung saat berbicara.
“Denger nih, kalo lo terlalu memaksakan bermain lo bakal kehilangan suasana yang seharusnya lo temui pas main sebuah alat musik. Gue saranin, mereka lebih senang jika lo perlakuin sesuai dengan suasana yang tenang. Meski lo baru dilanda amarah, salurin aja jangan terlalu keras sama mereka.” Terang Bang Fajri sambil mengelap gitar listrik berwarna merah di depannya.
“Lu ngomongin apa sih bang, kok ambigu gue jadinya.” Bang Fajri hanya terkikik geli mendengar pernyataan Abim barusan.
“Eh, itu beneran bukan pacar lo? Lumayan cakep tau.”
“Bukan bang, dia cuman gak sengaja kebawa kemari. Dih Bang Fajri liat cewek cuman liat dari wajahnya aja.” Abim menggelengkan kepalanya pelan, sedang Bang Fajri hanya tersenyum.
“Samperin gih, kasian dia cuman sendirian.” Bang Fajri menyuruhnya Abim mendekati Ghina.
“Biarin aja bang, biar dia penasaran dulu, ntar juga kalo suka dicari sendiri.” Abim memutar rubik yang berada di atas meja bang Fajri sambil menunggu Ghina puas dengan suasana penuh alat musik ini.
bersambung....
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- HARI TERAKHIR PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- KOORDINASI BPN TERKAIT PTSL KALURAHAN PUTAT
- BANK SAMPAH PADUKUHAN BATUR
- BIMTEK KPPS KALURAHAN PUTAT
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR